Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (75): Liangshan, Laboratorium Pengentasan Kemiskinan
KAMPUNG KUMUH Desa Sanhe, Provinsi Sichuan, yang kini tidak lagi ditempati. Rumah lempung itu menjadi semacam museum sejarah pengentasan kemiskinan.-Doan Widhiandono-
Dari wilayah terisolasi menjadi laboratorium pembangunan pedesaan. Liangshan kini seperti berdiri di garis depan kebangkitan baru Tiongkok.
JALANAN menurun dari Desa Sanhe memang menyingkap pemandangan anyar. Kabut sudah menyingkir. Sehingga, tampaklah hamparan lahan pertanian—juga hutan di lereng pegunungan—yang luas.
Beberapa desa atau kawasan permukiman muncul. Tidak megah atau mewah. Tapi cukup rapi.
Tak ada lagi genangan lumpur di depan pintu. Tak ada dinding lempung yang retak-retak seperti bedak kering. Liangshan di Provinsi Sichuan seolah mengganti kulitnya.
Yang terang, kesejahteraan tidak datang tiba-tiba. Ia tumbuh dari kebijakan panjang yang tertanam dalam rencana nasional.
BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber
Di Beijing, 28 Oktober 2025, kami mendengarkan kuliah Prof. Wang Sangui, Direktur China Anti-Poverty Research Institute. Ia menjelaskan bahwa penghapusan kemiskinan absolut adalah langkah pertama menuju masyarakat sejahtera secara menyeluruh. Itulah tujuan besar yang disebut The First Centenary Goal. Harapan yang harus terwujud dalam seabad sejak Republik Rakyat Tiongkok lahir.
Semua itu terlihat di Liangshan. Rumah-rumah menjadi baru. Ladang pertanian melimpah. Rumah-rumah digantungi jagung pada bagian depannya. Siap dikonsumsi atau jadi komoditas perdagangan.
Prof. Wang menyebut bahwa pada 2012, pendapatan per kapita petani di daerah miskin hanya 5.212 yuan per tahun. Itu hanya 62 persen dari rata-rata nasional. Toilet sanitasi baru dimiliki seperempat keluarga. Rumah beton baru empat dari sepuluh. Kondisi semacam itu, katanya, menjadi bottleneck menuju kesejahteraan nasional. Simpul yang mengganggu kemajuan.
Delapan tahun kemudian, angka-angka itu berubah. Liangshan kini menjadi contoh paling lengkap dari perubahan struktural di pedesaan Tiongkok.

PEREMPUAN SUKU YI menenun benang dari bulu domba untuk menjadi mantel.-Doan Widhiandono-
Wilayah itu memiliki luas lebih dari 60 ribu kilometer persegi dengan penduduk 5,5 juta jiwa, sebagian besar etnis Yi. Medannya bergunung, curam, dan sulit dijangkau. Di masa lalu, isolasi membuat Liangshan menjadi wilayah termiskin di Sichuan. Pertanian kecil, panen terbatas, jalan rusak, dan akses pendidikan serta kesehatan rendah.
Untuk wilayah seperti itu, membangun jalan ke tiap desa bukan solusi realistis. Karena itu, pemerintah meluncurkan program relokasi besar-besaran. Antara 2014 dan 2020, lebih dari 350 ribu warga Liangshan dipindahkan ke permukiman baru yang aman dan produktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: