Momentum Hari Pahlawan: Deni Wicaksono Ajak Kaum Muda Terus Bergerak, Junjung Martabat Bangsa

Momentum Hari Pahlawan: Deni Wicaksono Ajak Kaum Muda Terus Bergerak, Junjung Martabat Bangsa

DENI WICAKSONO ajak kaum muda tak kendor dalam memperjuangkan keberpihakan terhadap rakyat dan menjunjung martabat bangsa di momentum Hari Pahlawan Senin, 10 November 2025.--PDIP Jatim

HARIAN DISWAYHari Pahlawan adalah momentum bagi generasi muda untuk merawat keberanian, perjuangan, idealisme, dan keberpihakan pada rakyat. Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Deni Wicaksono bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November.

Deni menyebut peristiwa 10 November di Surabaya pada 1945 silam adalah bukti nyata bahwa keberanian dan kekuatan tekad bisa mengalahkan dominasi kekuasaan yang jauh lebih besar.

“Semangat perjuangan dan idealisme bisa mengalahkan hegemoni kekuasaan,” ujar politikus PDIP tersebut pada Senin, 10 November 2025. 

Menurut Deni, perjuangan Bung Karno dan Bung Tomo bukan soal strategi militer dan pertempuran semata. Mereka berjuang dengan penuh keyakinan bahwa martabat bangsa tidak boleh ditawar. 

BACA JUGA:⁠Kenapa Kita Harus Memperingati Hari Pahlawan Tiap 10 November?

BACA JUGA:Hari Pahlawan 2025: Surabaya Serentak Mengheningkan Cipta Pukul 08.15 WIB

Pertempuran Surabaya adalah simbol pertarungan antara rakyat yang ingin hidup merdeka dengan kekuatan kolonial yang ingin melanggengkan kekuasaan.

“Bung Karno mengantar kemerdekaan, Bung Tomo melawan Inggris utk mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan dengan semangat, tekad dan ideologi, melawan kekuasaan yang menindas seperti David melawan Goliath,” lanjut mantan Presiden BEM FISIP Universitas Airlangga Surabaya itu. 

Lebih lanjut, Deni menyatakan bahwa nilai-nilai perjuangan tidak selesai di masa lalu. Tantangan hari ini mungkin tidak lagi berupa pendudukan fisik, tetapi tekanan struktural yang muncul dari ketimpangan ekonomi, politik, akses kesejahteraan, dan kekuasaan yang memihak.

“Kekuasaan bisa hadir dalam banyak bentuk. Bisa dalam penguasaan sumber daya, dalam dominasi ekonomi, atau dalam penyempitan ruang demokrasi,” tegasnya. 

BACA JUGA:Deni Wicaksono: Patah Hati Penggemar Bola Indonesia Harus Jadi Energi PSSI untuk Berbenah

BACA JUGA:BUMD Tak Produktif Bebani Anggaran, Deni Wicaksono: Merger atau Bubarkan Saja!

Ia lantas merujuk pada sosok Zohran Mamdani, politisi muda Amerika Serikat (AS) yang baru saja terpilih sebagai wali kota New York City.

Berasal dari komunitas minoritas dan tanpa dukungan modal besar, Mamdani menerima mandat rakyat sebagai pemimpin New York City berkat gerakan akar rumput dan kedekatan langsung dengan warga biasa.

Zohran Mamdani menunjukkan bahwa politik yang berpihak kepada rakyat bisa menang. Ia 
hadir di jalan, mendengar, lalu bergerak bersama basis komunitas,” ujar Deni.

Ia menyebut kemenangan Mamdani sebagai bukti bahwa keberanian politik bisa lahir dari ruang paling sederhana, bukan dari elit kekuasaan. 

BACA JUGA:Zohran Mamdani for President

BACA JUGA:Zohran Mamdani Bentuk Tim Transisi yang Semuanya Perempuan, Siap Pimpin New York Mulai 1 Januari 2026

Menurut Deni, anak-anak muda Surabaya dan Jawa Timur memiliki potensi yang sama selama tidak kehilangan idealisme dan semangat perjuangan.

“Melawan kekuasaan yang menekan akhirnya bisa menang,” paparnya.

Ia berharap pemerintah daerah memberi ruang lebih luas bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam lingkup kebijakan, forum dialog, hingga penguatan organisasi kepemudaan. 

Kebebasan berekspresi, kata Deni, harus dipertahankan selama disalurkan secara bertanggung jawab. 
“Kita perlu generasi muda yang berpikir kritis, tidak cepat menyerah, punya keberanian menyampaikan sikap dan melakukan perlawanan terhadap segala bentuk ketidakadilan. Itu inti perjuangan,” ujarnya. 

BACA JUGA:Hasto: Hari Pahlawan Momentum Spirit Pengorbanan

BACA JUGA:5 Tempat Bersejarah di Surabaya yang Wajib Dikunjungi Saat Hari Pahlawan

Deni menegaskan bahwa esensi peringatan Hari Pahlawan bukan terletak pada upacaranya, tetapi bagaimana nilai keberanian itu menjelma dalam tindakan keseharian. Oleh karena itu, ia mengajak generasi muda tidak hanya bangga pada sejarah, tetapi ikut menuliskan babak perjuangan berikutnya.

“Jangan berhenti di cerita dan nostalgia. Hari Pahlawan adalah ajakan untuk bergerak,” pungkas Deni. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: