5 Alasan Redenominasi Rupiah, Rp1.000 Jadi Rp.1, Ditarget Rampung 2027
Ilustasi: Negara yang berhasil dan gagal dalam menerapkan redenominasi mata uang.--Canva
Selain itu, penyederhanaan digit mata uang diharapkan dapat mempermudah perdagangan di kawasan ASEAN serta memperkuat posisi rupiah sebagai simbol stabilitas ekonomi nasional.
Policy Brief Bappenas 2017 juga menegaskan, redenominasi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap mata uang domestik dan memperkuat kebijakan moneter.
Tak Sesuai dengan Pendidikan Anak
Darmin Nasution menilai, redenominasi juga penting dari sisi pendidikan dasar. Ia mencontohkan, anak-anak di sekolah belajar penjumlahan sederhana, tetapi di kehidupan nyata berhadapan dengan harga bernilai ribuan.
“Anak-anak belajar 4+7=11, tapi ketika berbelanja harga barang bisa Rp2.500. Itu tidak nyambung,” ujar Darmin dalam forum publik pada tahun 2013.
Menurutnya, redenominasi akan membantu anak-anak memahami nilai uang secara lebih realistis. “Apa yang dipelajari di kelas dengan apa yang dihadapi di luar itu nggak sesuai,” tambahnya.
BACA JUGA:Rupiah Anjlok Rp 16.575 per USD, Terendah Sepanjang Sejarah, Ini Sebabnya..
Gangguan di Sistem IT Perbankan
Banyaknya digit nol juga menyebabkan kendala teknis dalam sistem keuangan. Jurnal Indonesian Treasury Review juga mencatat, software akuntansi dan sistem IT perbankan akan kesulitan menangani nominal di atas Rp10 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo bahkan menyebut, redenominasi bisa meningkatkan efisiensi sistem pembayaran digital.
“Dengan nol tiga (dikurangi), efisiensi ekonomi akan meningkat, penyelesaian transaksi akan lebih cepat,” ujar Perry pada 2022 lalu. (*)
*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Inggris dari Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: