Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (81): Bangkit Lewat Kolaborasi

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (81): Bangkit Lewat Kolaborasi

SUNGAI BERSIH membelah pusat kota Malipo. Toko-toko menunjukkan gairah kota yang hidup.-Doan Widhiandono-

Dari kabupaten miskin ekstrem di tepian Yunnan, Malipo bangkit lewat kombinasi proyek dasar, sinergi lintas kementerian, dan semangat warga yang menolak menyerah pada geografi.

KALAU Anda berdiri di tepi lembah Malipo, di tenggara Provinsi Yunnan, pemandangannya seperti lukisan Tiongkok klasik: gunung berlapis kabut, sawah bertingkat, dan sungai kecil yang membelah desa. 

Tapi di balik keindahan itu dulu tersembunyi jurang kemiskinan yang dalam. Pada 1992, pendapatan tahunan per kapita di sini hanya 226 yuan. Kurang dari harga sepatu olahraga di kota besar saat itu.

Hari ini, angka itu melonjak menjadi lebih dari 9.000 yuan. Jalan aspal menembus pegunungan, jaringan listrik menjangkau desa terakhir, dan sekolah-sekolah baru berdiri di tempat yang dulu hanya ada gubuk.

BACA JUGA:Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (80): Cakrawala dengan Tonjolan-Tonjolan Cantik

BACA JUGA:Siswa ITCC Raih Beasiswa ke Tiongkok (6): Siap Taklukkan Dunia Siber

Transformasi itu tidak datang tiba-tiba; ia lahir dari kolaborasi panjang antara pemerintah pusat, provinsi, sampai lembaga diplomatik yang tak lazim terlibat dalam urusan domestik: Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Kolaborasi itu dimulai pada 1992, ketika pemerintah pusat menunjuk Kementerian Luar Negeri untuk memimpin bantuan pembangunan daerah miskin di Malipo. Ini sebuah eksperimen lintas sektor yang kemudian menjadi model nasional. Sejalan dengan semangat Tiongkok untuk membangun wilayah barat secara bahu-membahu.

Selama lebih dari tiga dekade, kementerian yang biasa mengurusi hubungan luar negeri itu mengelola ratusan proyek yang sangat “dalam negeri”: irigasi, air bersih, pendidikan, kesehatan, hingga industri lokal. Mereka berhasil menggandeng kerja sama dari pemerintah Italia, Kamar Dagang Denmark, KONE Elevator dari Finlandia, dan Asosiasi Warga Tionghoa Jerman.

Hasilnya konkret. Hingga 2020, tercatat 307 proyek kebutuhan dasar diselesaikan. Yakni, pembangunan waduk dan pipa air yang kini melayani 30 ribu warga sistem irigasi untuk lahan pertanian baru, serta jalan penghubung antardesa yang memungkinkan hasil bumi dijual ke pasar kabupaten.


HARIAN DISWAY bersama tiga siswa Malipo Ethnic Middle School, Jiang Mengfu (tengah) dan Liu Jengchun. mereka sedang mengikuti pelajaran bahasa Inggris bertema harapan dan impian masa depan.-Dokumen Pribadi-

Di bidang pendidikan, dana sebesar 106 juta yuan digelontorkan untuk membangun sekolah, beasiswa siswa miskin, dan pelatihan guru. Sektor kesehatan menerima 36 juta yuan untuk membangun klinik desa dan rumah sakit kabupaten. Sedangkan sektor industri lokal, terutama teh dan bambu, mendapat 29 juta yuan guna memperkuat rantai produksi.

Kebijakan itu tidak berdiri sendiri. Pemerintah provinsi Yunnan meluncurkan rencana tiga tahap untuk mengentaskan kemiskinan di Malipo. Pertama, membangun infrastruktur dasar. Kedua, menstimulasi industri lokal. Ketiga, mengembangkan konektivitas regional.

Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang disebut Xi Jinping sebagai target presisi. Nantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap komunitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: