KPPTI 2025 di Unesa: Kampus Jadi Jantung Ekonomi, Bukan Menara Gading Lagi
Pembukaan KPPTI di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu, 19 November 2025-Sahirol Layeli-Harian Disway
BACA JUGA:Unesa Buka 109 Prodi untuk SNBP, SNBT, dan Jalur Mandiri 2025, 31 Terakreditasi Internasional

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menghadiri pembukaan KPPTI 2025 di Unesa, Rabu, 19 November 2025-Sahirol Layeli-Harian Disway
"Kampus harus berkontribusi nyata bagi dunia usaha dan industri, serta meletakkan Indonesia dalam liga utama negara modern," tegasnya.
Kolaborasi tersebut diperkuat dengan kehadiran perusahaan strategis seperti PT Pindad dan PT PAL, yang memberikan gambaran langsung tentang kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.
Tak hanya itu, diaspora Indonesia dan tokoh media juga dilibatkan untuk memperluas perspektif inovasi perguruan tinggi.
Prof. Nurhasan, Rektor Unesa sekaligus Ketua Pelaksana KPPTI 2025, menegaskan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak boleh hanya jadi pencari kerja, tapi pembuka lapangan kerja.
"Mahasiswa dibekali pengalaman magang, wirausaha, dan pembelajaran UMKM agar mampu menciptakan nilai ekonomi," katanya.
Fokus utama KPPTI 2025 adalah sinkronisasi kurikulum dengan kebutuhan industri. Melalui diskusi antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah, diharapkan lahir peta jalan pendidikan tinggi yang adaptif, inklusif, dan relevan.
BACA JUGA:Unesa Catat Rekor MURI, 9.000 Mahasiswa Hasilkan 9.270 Karya Inovasi!
BACA JUGA:Gandeng Tujuh Kampus, UNESA Gelar Pameran Produk Inovasi di berbagai Bidang
Lebih dari 1.000 delegasi dari ratusan kampus negeri, swasta, dan kedinasan, serta perwakilan internasional, media, dan pemerhati pendidikan hadir di Surabaya. Mereka menyatukan visi: Pendidikan tinggi harus berdampak.
"KPPTI ini adalah sebuah pesan Surabaya sebagai kota yang heroik untuk transformasi pendidikan tinggi Indonesia," ujar Khairul Munadi.
KPPTI 2025 menjadi komitmen nyata untuk menjadikan kampus sebagai penggerak ekonomi, pusat inovasi, dan penjawab tantangan zaman.
Dengan menghapus stigma "sarjana menganggur" dan memperkuat kemitraan dengan industri, pendidikan tinggi Indonesia siap melahirkan lulusan unggul yang bukan hanya siap kerja, tapi juga siap menciptakan pekerjaan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: