Festival Dongeng Surabaya Tularkan Kemampuan Bercerita kepada Para Guru dan Pegiat Literasi

Festival Dongeng Surabaya Tularkan Kemampuan Bercerita kepada Para Guru dan Pegiat Literasi

AGUNG CAHYA KARYADI alias Kak Cahyo mempraktikkan cara mendongeng di hadapan para peserta pelatihan yang terdiri dari guru dan pegiat literasi.-Boy Slamet-Harian Disway-

Menyusul di belakang Kak Agus adalah Kak Cahyo. Keramahan Kak Cahyo mampu membius para peserta. Sebagai akademisi, Kak Cahyo membagikan ilmunya mengenai manfaat mendongeng untuk perkembangan anak.

“Mendongeng itu juga deep learning,” kata Kak Cahyo. Ia juga menjelaskan bahwa deep learning dibagi menjadi tiga, yakni mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.

Semua bagian tersebut ada di dalam mendongeng. Pendekatan pembelajaran melalui dongeng sangat efektif untuk mengajarkan nilai-nilai karakter, memperkaya kosakata, melatih kemampuan berpikir kritis, dan mempererat hubungan antara pendidik dan siswa.

BACA JUGA: Ada 5 Dongeng Legenda yang Bisa Dipakai Para Bunda untuk Kenalkan Nusantara pada Anak

BACA JUGA: Little Women: Dongeng Klasik dengan Twist Korea Modern


PARA PESERTA Workshop Mendongeng antusias mengikuti arahan para narasumber.-Boy Slamet-Harian Disway-

Selain itu, lewat mendongeng, anak tidak merasa digurui saat diberitahu sesuatu. Kak Cahyo juga memaparkan cara mendongeng yang baik agar pesan dalam dongeng bisa tersampaikan dengan baik pada siswa.

“Kalau mendongeng itu kuncinya say it (mengatakan) dan show it (memperagakan),” paparnya.

Mendongeng untuk anak harus jelas. Sebab, salah satu kunci sukses untuk menyampaikan nilai-nilai dongeng kepada anak PAUD adalah lafal dan intonasi. Juga, gestur.

Rata-rata anak usia PAUD masih menggunakan body language untuk mengutarakan maksud mereka. “Jadi, memperagakan sangat penting saat mendongeng,” tukas Kak Cahyo.

BACA JUGA:PAUD Wajib, Tapi Tidak Syarat Masuk SD

BACA JUGA:Wajib Belajar Jadi 13 Tahun, Pemkot Dorong Anak Masuk PAUD

Rangkaian Festival Dongeng Surabaya mencapai puncaknya pada 30 November 2025. Talkshow dan peluncuran buku berlangsung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.

Dalam workshop, para peserta tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga kembali diingatkan bahwa dongeng adalah jembatan sederhana yang mampu menghubungkan pendidik dan anak-anak dengan cara yang menyenangkan.

Setelah mengikuti rangkaian sesi bersama Kak Agus dan Kak Cahyo, para guru dan pegiat literasi diharapkan bisa membawa kembali semangat baru. Itu berguna untuk menghadirkan dongeng sebagai bagian dari proses belajar dan menciptakan generasi berkarakter dan penuh kreativitas. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: