Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (103): Jurnalisme Membangun ala Tiongkok

Harian Disway di China International Press Communication Center (CIPCC) (103): Jurnalisme Membangun ala Tiongkok

KULIAH JURNALISME oleh Profesor Zhang Yangqiu di Beijing, 1 Desember 2025.-Doan Widhiandono-

BACA JUGA:Tiongkok Peringatkan Warganya Hindari Jepang Setelah Ketegangan Diplomatik Soal Taiwan

BACA JUGA:Sentuhan Restorasi di Situs Sangxidui, Tiongkok, Bangkitkan Kejayaan Masa Lalu Sichuan

 

Seorang jurnalis mencoba mendebat bahwa tugas jurnalis adalah melaporkan fakta. Titik. Tidak perlu ada tujuan lain yang ingin dicapai. Kalau ada hal lain yang tercapai, itu dampak.

 

Prof Zhang balik bertanya. Fakta apa yang dipilih untuk diberitakan. Lalu, bagaimana menarasikan fakta. Dan tak bisa dimungkiri, dua hal itu sangat memengaruhi bagaimana berita disajikan.

 

Ya, kuliah itu pada dasarnya menjadi sebuah refleksi. Bagi saya, itu perdebatan tentang masa depan: apakah media akan tetap menjadi arena kritik dan konflik, atau berubah menjadi ruang percakapan dan pemecahan masalah. Apalagi, kata Prof Zhang, ekologi media saat ini memang berubah. Pembaca punya banyak pilihan asupan informasi. Baik lewat media massa atau media sosial dengan hiruk pikuknya.

 

Jurnalisme konstruktif, dalam pengertian Prof Zhang, bukan jurnalisme yang membuat dunia tampak lebih cerah—melainkan jurnalisme yang membuat masyarakat lebih mampu menghadapi dunia sebagaimana adanya.


JURNALIS CIPCC berdiang di rumah warga desa Sanhe, Sichuan.-Doan Widhiandono-

 

Dan mungkin, justru di situ letak tantangan dan peluang baru jurnalis.

 

Saya pun teringat ucapan Wisnu Nugroho, wartawan senior Kompas, dalam sebuah pelatihan jurnalistik yang saya ikuti tahun lalu. ’’Jurnalisme itu harus menjadi seperti pemadam kebakaran,’’ katanya. Ia merujuk pada begitu ruwetnya arus informasi di media sosial dengan segala karakternya. Saya pun menambahi Wisnu, bahwa ’’kebakaran’’ itu terjadi di sebuah kampung mahaluas, kumuh, gang-gang sempit, yang masyarakatnya justru menghalangi pemadam kebakaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: