Petani Sidoarjo Sukses Tanam Jagung di Lahan Tidur
Moch Ismail dan Samsul Huda (topi hitam), dua dari empat petani jagung binaan Polsek Gedangan Polresta Sidoarjo.-Boy Slamet-
Tidak itu saja, kepolisian pun juga mengambil peran dalam mendongkrak panen jagung. Dulu bibit menjadi beban pengeluaran petani jagung. “Sekarang bibit mendapat sumbangan dari kepolisian. Alhamdulillah, itu meringankan pengeluaran kami,” terang Ismail.
Bibit unggul jagung yang disalurkan kepolisian adalah Eco Bhayangkara. Bibit unggul itu diluncurkan Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto saat memimpin tanam jagung kuartal IV serentak dari lahan SPN Polda Jatim di Desa Pacing, Bangsal, Mojokerto, Rabu, 8 Oktober 2025.
Eco Bhayangkara ada dua varian. Jagung bertongkol satu dan dua. Varian tongkol satu mampu menghasilkan 9-11 ton jagung, sedangkan varian tongkol dua berpotensi menghasilkan 11-13 ton jagung per hektare.
BACA JUGA:Hari Pangan Sedunia, Pertamina dan Kemenko Pangan Kolaborasi Wujudkan Ketahanan Pangan
Kepolisian juga menyediakan pupuk organik untuk petani jagung yang diberi nama Eco Hayati. Pupuk tersebut dibuat dengan bahan 22 sari tumbuhan yang diproduksi secara biodegradasi. Penggunaan pupuk tersebut akan menghemat biaya pemupukan petani hingga 70 persen dibandingkan metode konvensional.
Kini, kelompok petani jagung di desa tersebut sedang menyiapkan inovasi tumpang sari di ladang jagungnya. Dari sekian banyak tanaman yang bisa dipilih, mereka memilih pisang sebagai tumpangnya. Pisang akan ditanam di batas ladang mereka. Selain memaksimalkan lahan, langkah ini sekaligus akan memberi tambahan penghasilan.
Selain buah, berbagai bagian pohon pisang dapat dimanfaatkan, mulai dari daun hingga jantung pisangnya. Menurut pria berusia 42 tahun itu, pohon pisang pun tidak terlalu butuh perawatan intensif. Bisa dilakukan sembari merawat jagung.
Ke depannya, bukan hanya pertanian secara tradisional yang digalakkan pemerintah, tetapi juga pertanian berbasis teknologi. Salah satu langkah awal dibuktikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi RI) Meutya Viada Hafid bersama Bupati Sragen Sigit Pamungkas yang memanen melon digital di Green House Kusuma Farm, Desa Jetak, Kecamatan Tanon, Rabu, 5 November 2025.
Panen itu merupakan bagian dari rangkaian Panen Tani Digital: Teknologi Tepat untuk Petani, yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komdigi.
Menteri Meutya bersama Dirjen Ekosistem Digital Edwin Hidayat Abdullah dan para petani Kelompok Tani Maju, melakukan demonstrasi teknologi Internet of Things (IoT) untuk penyiraman dan pemupukan otomatis. Teknologi ini merupakan bantuan alat digital bagi tanaman pangan dan hortikultura, dari Kementerian Komdigi Tahun Anggaran 2025.
Menteri Meutya menegaskan pentingnya peran teknologi dalam memperkuat sektor pangan nasional. “Produksi pangan, distribusi pangan, serta pengelolaan air dan energi, adalah pilar fundamental kekuatan bangsa. Jika kita ingin kedaulatan pangan, maka teknologinya juga harus berdaulat,” ujarnya.
Meutya menambahkan, penerapan teknologi digital harus menjangkau hingga pelosok daerah, agar manfaatnya benar-benar dirasakan petani. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: