Jumlah Jari Naga dalam Kelenteng, Maknai Filsafat Konfusius
Ws Liem Tiong Yang menerangkan jumlah jari kaki ornamen naga di Kelenteng Poo An Kiong, Blitar. Setiap jumlah jari kaki tersebut memiliki makna khusus yang terkait dengan filsafat Konfusius.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
Xs. Endang mengatakan, "Empat pantangan adalah empat hal yang tidak boleh dilakukan ketika seseorang mengetahui sesuatu yang menyimpang dari kesusilaan."
Empat larangan itu: yang tidak susila pantang dilihat, pantang didengar, pantang diucapkan, dan pantang dilakukan.

Ws Liem Tiong Yang (kanan) berbincang dengan Xs Endang Titis dan Panji Waskito di Kelenteng Poo An Kiong, 4 Desember 2025. Di belakang mereka terdapat hio lo dengan ornamen naga berjari empat.-Guruh D.N.-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Kelenteng Sam Poo Tay Djien Gelar Ibadah Perayaan Kedatangan Cheng Ho di Asia Tenggara
BACA JUGA:Memperingati Kelahiran Makco Kwan Im di Kelenteng Ba De Miao Surabaya
"Hal itu juga berlaku dalam tataran berpikir. Sejak dalam pikiran, seseorang tidak boleh berprasangka atau memiliki niat yang buruk," tambahnya.
Sedangkan empat kebajikan meliputi: cinta kasih, kebenaran, kesusilaan, dan kebijaksanaan. "Empat pedoman itu harus dimiliki setiap orang. Supaya hidup dapat berjalan dengan serasi," ujarnya.
Terakhir, kelenteng dengan naga tiga jari menyimbolkan Tripusaka. Meliputi sifat bijaksana, cinta kasih, dan berani.
Bijaksana dalam bertindak, memiliki cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari, serta berani berbuat selama itu dilakukan untuk hal yang benar.
BACA JUGA:Peringati Bulan Hantu Lapar, Kelenteng Sam Poo Tay Djien Bagikan 3 Ton Beras
BACA JUGA:Kelenteng Sam Poo Tay Djien Surabaya, Jaga Tradisi Perayaan Bakcang
Maka, kelenteng dengan jumlah jari naga tertentu itu menjadi pengingat untuk setiap umat yang datang. Bahwa tiap falsafah luhur tersebut harus ditanamkan dalam diri.
Sehingga seseorang dapat senantiasa berpikir, berkata, dan berperilaku yang sesuai dengan kerangka kebajikan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: