Kelenteng Sam Poo Tay Djien Gelar Ibadah Perayaan Kedatangan Cheng Ho di Asia Tenggara

Kelenteng Sam Poo Tay Djien Gelar Ibadah Perayaan Kedatangan Cheng Ho di Asia Tenggara

Para pengurus kelenteng Sam Poo Tay Djien usai ibadah merayakan kedatangan Cheng Ho ke Asia Tenggara.-Muhammad Ahkyar Shubheki-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Kelenteng Sam Poo Tay Djien (Mbah Ratu) menggelar perayaan kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Asia Tenggara, Selasa, 15 Agustus 2023. 

Acara itu digelar tepat pukul 6 sore. Umat Tri Dharma berbondong-bondong mendatangi kelenteng yang terletak di Jalan Demak, Morokrembangan, Surabaya itu.

Dalam perayaan tersebut, mereka melaksanakan ibadah syukur. Prosesi pertama, mereka bersama-sama berdoa di altar Thian, atau altar Tuhan yang berada di sisi barat.

Selanjutnya, ibadah dilaksanakan di depan altar Sam Poo Tay Djien yang tepat berada di tengah, posisinya di timur.

"Setiap kelenteng memiliki dewa pelindung. Kelenteng ini, pelindungnya adalah Sam Poo Tay Djien, sebutan atau gelar dari Laksamana Cheng Ho," ujar Susanto, wakil ketua pengurus Kelenteng tersebut.

Banyak yang meyakini bahwa Cheng Ho beragama Islam. Namun terlepas apa pun agamanya, umat Tri Dharma menghormatinya sebagai sosok penyebar perdamaian dan mampu menyejahterakan masyarakat di daerah tempatnya berlabuh.

"Pada 15 Agustus, sekitar 600 tahun silam, Laksamana Cheng Ho mulai memasuki Asia Tenggara. Bukan menjajah, tapi menebar perdamaian," ujar Haryanto Djajanegara, salah satu pengurus kelenteng.

Tempat singgah awalnya di Semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa. Di sana ia mengajarkan masyarakat bercocok tanam, menanamkan budaya Tiongkok, tanpa membeda-bedakan suku, ras atau agama.

Masyarakat Tionghoa pun meyakini, bahwa akulturasi kebudayaan di Nusantara pun salah satunya dipengaruhi oleh kedatangan Cheng Ho.

"Seperti batik di Lasem, yang banyak bermotif Tiongkok. Itu merupakan peran Laksamana Cheng Ho. Juga banyak budaya akulturasi yang lain," terang Susanto.

Maka Cheng Ho dapat disebut sebagai sosok yang memperkaya keragaman budaya Nusantara. Jadi kiprahnya begitu dihormati.

Sesuai dengan gelarnya yang diterima dari Dinasti Ming. Yakni Sam Poo Kong, yang artinya “Bapak Kasim” atau atau Sam Poo Tay Djien atau “Yang Mulia Bapak Kasim”.

Dalam kepercayaan Buddhisme, gelar itu bermakna “Tiga Mestika”. Laksamana Cheng Ho memiliki sifat sebagai guru yang welas asih dan mencapai tingkat kesucian.

Di Kelenteng Sam Poo Tay Djien terdapat peninggalan Cheng Ho. Berupa potongan kayu kapal yang dulu ditempatkan di Prapat Kurung, sebelum dipindah ke kelenteng tersebut.(Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: