Pemuda di Yogyakarta Dikeroyok dalam Empat Sesi: Pembunuhan Motif Sepele
ILUSTRASI Pemuda di Yogyakarta Dikeroyok dalam Empat Sesi: Pembunuhan Motif Sepele.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Itu bukanlah cara untuk melindungi masyarakat. Tidak membedakan antara mereka yang sakit jiwa dan yang tidak. Itu sama kasarnya dengan kesalahan orang-orang primitif dalam tidak membedakan antara kecelakaan dan niat.
Menganggap semua pembunuh sebagai orang sakit jiwa berarti memandang masyarakat terlalu positif dan tidak menyadari aspek-aspek mengerikan dari kenormalan.
Wertham: ”Jadi, O... banyak kesalahpahaman itu. Faktanya adalah alasan mengapa pria membunuh tidak begitu berbeda dari alasan mereka melakukan hal-hal salah lainnya. Mereka muncul dari segala macam emosi negatif: keserakahan, kecemburuan, ketakutan, distorsi dan frustrasi perkembangan seksual, rasa haus akan balas dendam, kemarahan, dan kejengkelan kecil.”
Tak seorang pun kebal dari emosi-emosi negatif itu. Namun, ketika emosi-emosi tersebut terisolasi dan berlebihan, dan ketika individu tersebut terpisah dari ikatan-ikatan umum, niat membunuh muncul.
Karya Wertham itu menekankan pada hal, piertama, emosi manusia yang terisolasi. Itu kondisi ketika seseorang tidak mampu, atau tidak mau, berbagi perasaan dengan orang lain. Dengan begiitu, ia merasa terputus dari koneksi emosional yang intim dengan orang terdekat.
Kedua, saat individu pelaku terpisah dari ikatan-ikatan umum, misalnya, di lingkungan pertemanan. Dua hal itu mirip, saling beririsan.
Maksud Wertham, jika emosi negatif manusia itu diceritakan (curhat) kepada orang terdekat (keluarga) atau lingkungan teman, emosi bakal tereduksi. Sehingga tidak meledak jadi agresi.
Pastinya, orang yang dicurhati (oleh calon pembunuh) harus yang punya logika kuat. Dengan begitu, orang yang dicurhati bisa mencegah agresi yang mungkin akan dilakukan pelaku.
Di kasus Yogya, sebaliknya. Pelaku utama mengajak tiga temannya mengeroyok korban. Dan, tiga teman itu (dua di antaranya mahasiswa) mendukung, bahkan membantu pelaku utama menganiaya korban.
Berarti, pelaku utama curhat kepada orang yang salah. Ataukah, pelaku utama memanipulasi isi curhat sehingga terjadi distorsi informasi, mengakibatkan tiga temannya membenarkan dan membantu agresi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: