Menjaring Rojali

Menjaring Rojali

SUASANA Late Night Sale di Tunjungan Plaza Pakuwon Group.-Arif Afandi untuk Harian Dsiway-

PUSAT PERBELANJAAN atau mal makin aktif menjaring pembeli. Tiba-tiba saja saya mendapat telepon dari marketing-nya. Mengabarkan bahwa akan ada late night shopping. Belanja tengah malam. Dengan dibumbui perang diskon tentunya.

Memang saya tak bisa datang di tengah malam. Karena sudah bukan orang malam. Juga, karena minat belanja tak menggebu seperti dulu kala. Hanya sore hari menyempatkan mampir untuk mencari kebutuhan sehari-hari.

Wuik…ternyata ramai sekali. Antrean mobil masuk ke mal cukup panjang. Malah, di jalan kembar di Surabaya Timur tempat mal itu berada, macetnya mengular. Juga, kapan hari saat saya berkunjung ke pusat perbelanjaan di wilayah barat.

BACA JUGA:Rojali dan Rohana: Muasal dan Implikasinya

Semua itu membuat pesimisme tentang ekonomi Indonesia yang mencuat beberapa hari sebelumnya sirna. Yang pernah membayang saat ketemu ketemu ekonom Ferry Latuhihin dan pengurus Kadin Pusat Andi Rahmad.

”Istilahnya teman-teman, kalau tahun lalu kamu itu mantab (makan tabungan, Red), kali ini kami sudah maut (makan utang, Red),” katanya sebelum round table discussion bersama Akbar Faisal di Wyndham Hotel, Surabaya.

Ferry Latuhihin yang dikenal vokal terhadap kebijakan Menkeu Purbaya Yudha Sadewa juga mengamini situasi itu. Bahkan, ia menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia tak membaik di kuartal ketiga tahun 2026, gejolak politik bisa terjadi. Kelas menengah dan atas yang sulit sekarang.

Lalu, apakah keramaian di pusat perbelanjaan itu tak bisa menjadi indikator? Bisa jadi demikian. Sebelum ini ramai tentang fenomena rojali dan rohana. rojali adalah rombongan jarang beli, sedangkan rohana adalah rombongan hanya nanya.

Keduanya merupakan fenomena yang menggambarkan perilaku konsumsi di mal. Banyak orang ke mal bukan karena niat belanja sungguhan. Melainkan, untuk hal lain. Misalnya, sekadar nongkrong, jalan-jalan, lihat-lihat, atau sebagai aktivitas sosial atau hiburan.

Apakah late night shopping yang digelar Galaxy Mall dan Tunjungan Plaza adalah bagian dari menjaring rojali dan rohana itu? 

”Bulan Desember ada Surabaya Holiday Super Sale. APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia, Red) minta semua mal menggelar satu kali late night shopping,” kata bos Galaxy Mall Neil Storey.

Ia bilang, mal yang dikelolanya belum pernah menggelar late night shopping. Yang biasa dilakukan hanya early bird shopping. Dengan memberikan diskon ekstra pada jam-jam tertentu dan hari tertentu. Biasanya dilakukan pukul 10.00 sampai 14.00. Diskon besar di pagi hari.

Sebetulnya, late night shopping telah berlangsung lama. Sejak saya menjadi sesuatu di Pemkot Surabaya. Digelar sebagai bagian Surabaya Shopping Festival (SSF). Upaya menggerakkan wisata belanja. Turunan Sparkling Surabaya. Sukses meningkatkan tingkat kunjungan ke Surabaya.

Kali pertama dilakukan Pakuwon Group. Dengan menggelar late night shopping di Tunjungan Plaza. Sempat menghebohkan Kota Surabaya. Karena bikin macet sampai Jalan Raya Darmo. Antrean di kasirnya sampai subuh. Bayangkan, orang antre bayar belanja dini hari sampai pagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: