Cegah Deforestasi dan Bencana, Belajar dari Filsafat Konfusius

Cegah Deforestasi dan Bencana, Belajar dari Filsafat Konfusius

Konfusius atau Kong Zi, filsuf dari Tiongkok sekaligus nabi besar umat Konghucu. Ia mengimbau kepada umat manusia untuk senantiasa menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan dan alam semesta.-@quoteconfucius-Instagram

"Selain itu, nabi mengimbau siapa saja untuk selalu menebar bibit. Supaya kelestarian alam tetap terjaga. Kesadaran untuk merawat alam seisinya itu adalah bentuk rasa syukur manusia kepada Tuhan sebagai pemberi hidup," lanjut perempuan 71 tahun itu.

Xs. Liem menambahkan satu ayat dari kitab Li Ji. "Nabi bersabda, sekali menebang pohon, sekali memotong hewan tapi tidak tepat pada waktunya, itu berarti tidak berbakti kepada bumi maupun kepada Tuhan," ungkapnya.

Artinya, Nabi Kong Zi memberi ketentuan untuk menebang pohon jika pohon tersebut sudah berumur. "Dan yang paling penting, pohon itu sudah ada penggantinya. Jika belum ada pohon lain yang menggantikan, atau pohon tersebut masih memberi manfaat, tidak boleh ditebang. Intinya, sesuaikan dengan kebutuhan. Tidak boleh serakah," ungkapnya.

BACA JUGA:Fungsi dan Makna Jumlah Dupa untuk Sembahyang Menurut Konghucu

BACA JUGA:Umat Konghucu Gelar Cisuak Larung di Pantai Kenjeran, Ritual Tahunan Jelang Imlek

Begitu pun dengan hewan. "Hewan pun boleh dipotong jika sudah waktunya. Tidak boleh sembarangan. Sama dengan pohon, sesuaikan dengan kebutuhan. Jika sudah cukup, berhentilah," tambahnya.

Xs. Liem menyebut bahwa dalam peribadatan, umat Konghucu selalu memeringati 4 musim. Sebagai wujud rasa syukur pada Tuhan dan alam. "Tahun baru Imlek adalah awal musim semi. Berseminya harapan," ungkap ayah lima anak itu.


Xs. Liem Tiong Yang memaparkan tentang filsafat Konfusius terkait deforestasi dan bencana yang marak belakangan ini.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY

Kemudian ibadah musim panas sebagai ungkapan syukur atas berkat dan rahmat Tuhan. Lantas ibadah musim gugur dan musim dingin. "Keduanya diperingati sebagai sarana bagi manusia untuk memuliakan kebesaran Tuhan melalui alam," ujarnya.

Filsafat Kong Zi tersebut jika dipahami dan dijalankan, niscaya dapat mencegah kerusakan alam. Sehingga bumi sebagai "rumah" manusia akan tetap layak dihuni. Jika manusia semena-mena terhadap lingkungan, alam pun akan bereaksi dengan bencana. 

BACA JUGA:Begini Kriteria Pemimpin Ideal dalam Pandangan Konghucu

BACA JUGA:Sembahyang King Ho Ping, Umat Konghucu Persembahkan Pir-Apel-Jeruk untuk Menuju Keselamatan

Segalanya adalah hukum sebab-akibat. Siapa yang menabur, dia yang akan menuai. Selayaknya kita menoleh sejenak pada filsafat Timur. Jaga alam, jaga bumi, jaga rumah kita. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: