Surabaya Menulis Sejarah Baru di Halaman Balai Pemuda

Surabaya Menulis Sejarah Baru di Halaman Balai Pemuda

De Simpangsche Societeit yang kini bertransformasi menjadi Balai Pemuda Surabaya.-Alfian Apriliyo Dwi Ardiananta-Alfian Apriliyo Dwi Ardiananta

Dulu, Balai Pemuda adalah De Simpangsche Societeit: klub malam eksklusif untuk orang Belanda yang penuh dansa dan diskriminasi. Kini, pintunya terbuka untuk siapa saja: fotografer yang memburu sudut bersejarah, mahasiswa mengerjakan tugas, atau warga yang hanya ingin duduk sejenak di jantung Surabaya.

Kini, gedung itu milik siapa saja. Pagarnya rendah, tak ada tiket masuk. Siapa pun boleh datang: fotografer, mahasiswa, pelajar, atau sekadar pejalan kaki yang ingin duduk sejenak di tengah kota.

Yuda Kresnawan, warga asli Surabaya, datang dengan kameranya, Kamis, 27 November 2025.

Ia bukan tamu acara, bukan peserta diskusi, hanya seorang fotografer yang ingin menangkap sudut-sudut Balai Pemuda.

“Cocok untuk foto-foto. Setiap sudutnya punya cerita,” katanya. Baginya, daya tarik tempat ini terletak pada perpaduan arsitektur Hindia Belanda yang vintage dengan sentuhan modern.

Lokasinya di pusat kota. Dekat Jalan Tunjungan dan Plaza Surabaya. Itu menambah nilai praktis: mudah dijangkau, dekat kuliner, dan selalu ramai.

Tak jauh dari Yuda, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) duduk di bawah pepohonan, mengerjakan tugas kelompok.

BACA JUGA:Balai Pemuda, Ruang Tamu Kota yang Tak Pernah Tutup

BACA JUGA:Di Balai Pemuda, Mereka Menemukan 'Rumah'

Felix, salah satunya, mengatakan Balai Pemuda ramah bagi pengunjung. “Tempat parkirnya gratis, suasananya nyaman, dan ada lokasi bersejarah yang bisa jadi bahan tugas kuliah,” ujarnya.

Ia dan teman-temannya tak hanya datang untuk belajar, kadang juga sekadar berfoto pakai kamera ponsel atau menengok jejak sejarah yang terpampang di ruang pameran foto di basement.

Di basement itu, foto-foto Surabaya dari masa ke masa dipajang, dari zaman kolonial hingga kini. Banyak pengunjung penasaran, lalu berlama-lama membaca keterangan di bawah masing-masing gambar.

Ada pula perpustakaan terbesar di Surabaya juga terbuka untuk umum, terutama bagi yang mencari referensi sejarah.

Meski demikian, Warga Surabaya tentu ingin Balai Pemuda tak hanya jadi ikon arsitektur atau tempat foto-foto, tapi juga destinasi wisata edukatif yang terus berkembang.

Revitalisasi Balai Pemuda yang dimulai 2017 sejatinya belum tuntas. Pemkot masih memiliki rencana pengembangan di sisi timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: