Perluas Akses Keuangan Masyarakat, OJK Gelar FIN Expo 2025
Upload By:
Boy Slamet|
Minggu / 26-10-2025,17:33 WIB
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa pada FIN Expo ( Financial Expo ) yang merupakan Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Surabaya, Jumat (24/10/2025). Ia juga menyampaikan dukungannya terhadap program inklusi keuangan OJK yang mengusung prinsip No One Left Behind, yaitu memastikan seluruh lapisan masyarakat, untuk mendapatkan akses keuangan yang adil. “Inklusi keuangan Jawa Timur sudah cukup tinggi, tetapi untuk iterasinya masih perlu ditingkatkan lebih komprehensif. Tujuannya agar layanan keuangan dan pembiayaan semakin mudah dijangkau, aman, dan berdaya guna bagi masyarakat,” Lanjut Khofifah “Semoga puncak Bulan Inklusi Keuangan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat dan meneguhkan seluruh potensi yang ada di Jawa Timur, serta menjadi inspirasi bagi provinsi lain di Indonesia,” ujarnya. Sebagai catatan BIK 2025 berhasil menjangkau 180 Desa Tertinggal yang tersebar di 73 Kabupaten/Kota di wilayah 3T. Capaian tersebut menunjukkan komitmen kuat seluruh pihak dalam memperluas jangkauan layanan keuangan formal serta memperkuat kepercayaan publik terhadap sektor jasa keuangan. Anda Sudah Tahu, Kantor Otoritas Jasa Keuangan Jawa Timur menggelar Financial Expo 2025 di atrium Tunjungan Plaza 1,2,3 dan 6 Surabaya yang berlangsung mulai 23 hingga 26 Oktober 2025. Foto : Boy Slamet-Harian Disway
Pada Kesempatan yang sama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan bahwa peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat mempunyai dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Ia menyampaikan bahwa penguatan literasi dan perluasan akses keuangan, masyarakat bukan hanya menabung tetapi bisa juga melalui pemanfaatan produk keuangan lain seperti pembiayaan, investasi di pasar modal, obligasi, bahkan asuransi. “Sektor jasa keuangan memiliki potensi yang mampu melipatgandakan perekonomian, bahkan dapat menjadi beberapa kali lebih besar dari PDRB daerah apabila literasi dan inklusi masyarakat terus meningkat,” ujar Mahendra. Foto : Boy Slamet- Harian Disway
Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya prinsip No One Left Behind dalam seluruh program edukasi keuangan. “Peningkatan literasi dan inklusi keuangan bukan hanya soal angka, melainkan tentang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam setiap program literasi dan inklusi keuangan, tidak boleh ada satu pun kelompok masyarakat yang tertinggal,” ujar Friderica saat menyampaikan sambutan . Ia juga menyampaikan tiga pesan penting bagi seluruh pemangku kepentingan, yang meliputi edukasi keuangan yang tepat sasaran, inklusi keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta sinergi dan kolaborasi yang harus terus diperkuat, terutama dengan pemerintah daerah. Friderica menyampaikan selama BIK 2025 telah digelar 5.182 kegiatan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia; Diikuti 10.874.634 peserta edukasi keuangan . (meningkat 67,87 persen dibandingkan tahun sebelumnya) Foto : Boy Slamet-Harian Disway
- Share:


