MANILA, DISWAY - Jika semua ’’lancar’’, jika memang hasil survei di Filipina tepat, maka Ferdinand Marcos Jr akan melenggang menjadi presiden dalam pemilihan hari ini (8/5). Dan seandainya Marcos Jr benar-benar menang, maka sejarah baru akan tercipta. Dan bisa jadi, sejarah lama akan ditulis ulang.
Survei memang mengindikasikan bahwa Marcos Jr akan menang besar. Berdasar jajak pendapat Pulse Asia Research, Marcos Jr diperkirakan meraih kemenangan sebesar 56 persen. Artinya, pria 64 tahun itu lebih tinggi 33 persen ketimbang Leni Robredo, wapres Filipina saat ini, yang menjadi lawan terberatnya. Jika itu terjadi, artinya untuk kali pertama ada kemenangan mutlak pada pilpres Filipina sejak 1986. Dan itulah tahun ketika Ferdinand Marcos Sr digulingkan oleh rakyat negara kepulauan itu. Marcos Sr tersingkir dari kekuasaannya yang dijalankan dengan tangan besi. Ia dituding sebagai diktator. Lebih dari 50 ribu orang dipenjara sebagai tahanan politik dalam 20 tahun pemerintahan Marcos Sr. Setelah terguling, keluarga Marcos bahkan terusir dari Filipina hingga harus mencari suaka di AS. Sejak itu, Filipina menata diri. Kekuasaan presiden dibatasi hanya sekali selama enam tahun. Presiden yang sudah menjabat selama satu periode tidak boleh lagi mencalonkan diri. Rodrigo Duterte, presiden Filipina saat ini, mencoba merevisi undang-undang dasar itu. Tetapi gagal karena tidak mendapat dukungan di Kongres. Nah, yang dikhawatirkan dari kemenangan Marcos Jr hari ini—salah satunya—adalah upaya untuk mengamandemen undang-undang dasar itu. Sehingga, presiden bisa berkuasa lebih lama. Sejumlah pengamat juga melihat bahwa kemenangan Marcos Jr adalah puncak perjuangan panjang untuk merehabilitasi ’’nama baik’’ keluarganya. Itu tampak dari kampanye-kampanye Marcos Jr yang selalu menggambarkan pemerintahan Marcos Sr sebagai zaman keemasan Filipina. PERJUANGAN Leni Robredo (tengah) dalam memenangkan hati para pendukungnya di Makati, Manila, Sabtu (7/5). Foto: CHAIDEER MAHYUDDIN-AFP Hal tersebut tentu menjadi angin surga bagi masyarakat yang tidak puas hidup di tengah pemerintahan yang korup. Kemiskinan juga masih menjadi problem besar di Filipina. ’’Kami percaya Marcos Jr. Semoga kemenangannya membawa masa depan yang lebih cerah di Filipina. Semoga memunculkan banyak kesempatan dan lapangan kerja,’’ ucap Mary Ann Oladive, seorang pegawai call center seperti dikutip Agence France-Presse . Oladive adalah perempuan berumur 37 tahun. Dia baru berumur setahun ketika Marcos Sr terguling dari pemerintahan. Tentu, Oladive juga tidak pernah merasakan pemerintahan diktator Marcos Sr. ’’Kita pasti menang sepanjang Anda tidak tidur pada Senin (hari ini, Red) pagi. Sehingga jangan sampai ada tragedi,’’ seru Marcos Jr dalam kampanye terakhirnya, Sabtu (7/5). Marcos Jr memang selalu minta pendukungnya waspada. Jangan sampai dicurangi. Dan narasi tentang kecurangan itu sudah didengungkannya saat kalah dari Leni Robredo dalam pemilihan wakil presiden enam tahun lalu. Sementara itu, meski survei tidak menggembirakan, Robredo tetap optimistis. Perempuan 57 tahun itu mengatakan bahwa kemenangan tetap menunggu pihaknya. Selalu ada harapan, kata Robredo. ’’Enam tahun ke depan akan bergantung pada hari pemilihan. Ini hari yang penting,’’ kata Charmaigne Ang, perempuan 18 tahun yang baru kali pertama punya hak suara. (Doan Widhiandono)