SURABAYA, DISWAY-ID- Peternak sapi di Jatim dan Aceh ketar-ketir. Mereka seharusnya bisa meraup keuntungan besar pada Iduladha bulan depan. Munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menjadi pukulan telak bagi mereka. Apalagi, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan status darurat wabah di dua provinsi tersebut. Gara-gara kasus itu, permintaan kambing kurban diprediksi bakal meroket.
Owner Basaef Farm Salman Basaef beternak sapi dan kambing. Tahun ini ia memprediksi penjualan kambing bakal lebih meningkat seiring turunnya permintaan sapi. ”Alhamdulillah, kambing aman. Karena yang mewabah sekarang sapi dan babi,” ujar Salman kemarin (13/5).
Virus itu menular dari lendir yang keluar dari mulut, kotoran, dan kencing sapi. Kotoran sapi lebih basah daripada kambing. Karena itulah, sapi lebih rawan tertular penyakit.
Proses pembersihan kandang sapi juga lebih menyita waktu dan tenaga. Jika kandang tidak dibersihkan secara berkala, penularan bisa meluas. Sebab, virus dari kotoran dan lendir sapi bisa terbawa oleh lalat atau pekerja kandang.
Karena itulah, Basaef sangat menjaga kebersihan kandangnya. Kambing kontes diletakkan di kandang khusus. Satu ekor satu kandang.
Untuk mempersiapkan Iduladha, Salman bakal membeli kambing-kambing milik petani. Hal tersebut harus dilakukan karena seluruh pasar hewan ternak di Jatim ditutup. ”Mungkin kendala bagi peternak kambing sekarang itu,” lanjutnya.
Basaef Farm menjual kambing dengan kisaran harga Rp 2 juta hingga Rp 30 juta. Kambing-kambing premium yang paling mahal berasal dari kambing kontes yang sudah afkir. ”Sudah tua, tapi ukurannya besar. Bekas kontes,” kata penyandang dana utama Persebaya Putri itu.
Salman mengirimkan foto kandang kambingnya di Malang. Dinding kandangnya terbuat dari kayu jati yang dipelitur. Masih mulus karena dibersihkan setiap hari. Kandang itu sudah seperti hotel bintang lima untuk kambing kontes.
Kandang kambing yang dijual untuk Iduladha pun sangat dijaga kebersihannya. Dengan begitu, kompleks peternakannya bisa tetap bersih dan terhindar dari berbagai ancaman penyakit.
Peternak sapi limosin asal Probolinggo Alif Dheo juga sangat khawatir dengan munculnya virus PMK itu. ”Kami mengimbau teman-teman tidak main ke tempat-tempat yang sedang terjangkit wabah,” ujar peternak yang menjual sapi seberat 1,2 ton kepada Presiden Joko Widodo tahun lalu itu.
Virus mengancam bibit sapi yang masih muda. Ancaman kematian mereka lebih tinggi. Bobot sapi siap jual pun bisa turun jika terserang PMK.
Para peternak sapi masih melihat situasi beberapa pekan ke depan. Jika wabah bisa dikendalikan bulan ini, penjualan sapi kurban pada 9–10 Juni bakal aman. ”Lihat kondisi dulu. Kalau sekarang pasti dikurangi,” tegasnya.
Hal itu juga diyakinkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto. Wabah PMK tidak terlalu berpengaruh pada stok sapi di Jawa Timur. Bahkan, surplus untuk kebutuhan masyarakat hingga Iduladha bulan depan.
”Kematiannya kan sedikit. Tidak sampai 5 persen,” terangnya. Sejauh ini, Jawa Timur memang menjadi salah satu sentra ternak sapi potong terbesar di Indonesia. Yakni, dengan populasi 4,9 juta ekor.
Sementara itu, Divisi Mikrobiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof Fedik Abdul menegaskan bahwa persebaran virus PMK harus secepatnya dikendalikan. ”Semoga kasus PMK pada hewan ternak bisa segera melandai. Apalagi, sebentar lagi akan menginjak Iduladha,” ujarnya.