SURABAYA, HARIAN DISWAY -- ERA digital sudah menjadi keniscayaan. Menteri BUMN Erick Thohir meminta mahasiswa untuk menyiapkan diri menjadi ahli di bidang teknologi. Hal itu disampaikan dalam Studium Generale bertema Dinamika Kebangsaan yang Bhineka, Teknologi, dan Geopolitik Dunia di kampus Universitas Surabaya (Ubaya), Jumat, 10 Juni 2022.
"Saat ini, Indonesia butuh 17 Juta tenaga kerja digital. Jangan marah kalau diisi orang lain,” ujar Erick Thohir.
Saat ini, kata Erick, semua orang bisa bekerja dari mana pun (work from everywhere). Tidak harus lagi datang ke kantor (work from office). Misalnya, orang India pun bisa menjadi karyawan perusahaan di Indonesia. Tanpa harus datang ke kantor.
BACA JUGA:Dapat Dukungan Nyapres dari Letho Jatim, Erick Thohir Titip Salam
Erick menekankan sikap tidak boleh anti-asing. Semua harus saling berkolaborasi. Demi keberlanjutan yang panjang. Cuma, keterbukaan itu juga harus diimbangi dengan kemandirian dalam berbangsa.
"Kita semua harus intervensi ekonomi digital seperti sekarang ini,” pesannya kepada mahasiswa yang hadir di Gedung Perpustakaan, Ubaya. Ia berharap kepada generasi muda itu agar lebih banyak menciptakan terobosan. Sehingga muncul peluang-peluang baru untuk kesejahteraan bersama.
Misalnya, dengan lebih banyak lagi mendirikan perusahaan rintisan (start-up). Itu bisa ditempuh hanya dengan satu modal. Yakni harus lebih melek digital.
Pada kesempatan itu, Erick menunjuk tiga mahasiswa untuk naik ke panggung. Ia melemparkan pertanyaan seputar tren di era digital. Mulai dari NFT (Non-Fungible Token), Blockchain, hingga Artificial Intelligence (AI).
Para mahasiswa yang ditunjuk maju kurang siap dengan pertanyaan Erick Thohir. "Padahal 20 persen pekerjaan di masa depan nanti diisi oleh semacam games fee. Ayo mahasiswa lebih giat lagi belajar digital. Jangan galau jodoh terus,” celetuknya disambut tawa para hadirin.
Ketua Panitia Hayuning Purnama menyampaikan, studium generale merupakan agenda rutin bulanan. Diisi oleh pembicara dari tokoh nasional hingga pejabat publik. "Ini adalah wadah untuk menyampaikan gagasan-gagasan besar Indonesia di masa depan. Dan akan digelar dalam waktu satu tahun ke depan," katanya. (Mohamad Nur Khotib)