Evakuasi Jenazah di Hutan Ukraina, Deteksi Ranjau Cuma Pakai Ranting

Rabu 15-06-2022,10:22 WIB
Reporter : Salman Muhiddin
Editor : Doan Widhiandono

BALAKLIYA, HARIAN DISWAY - Rombongan konvoi Ukraina yang diikuti Bud Wichers terhenti di tengah hutan. Mereka menemukan banyak jenazah yang sudah membusuk. Misi ini dilakukan dengan mempertaruhkan nyawa. Bisa jadi itu jebakan. Ada banyak ranjau yang dipasang prajurit Rusia. Termasuk di bawah mayat rakyat Ukraina. 

—-

BUDI, panggilan akrabnya masih belum mau memberi tahu di mana posisinya hingga kemarin, Selasa, 14 Juni 2022. Prajurit Ukraina yang ada di rombongan Konvoi memintanya merahasiakan lokasi liputannya.

Yang jelas, ia terus bergerak ke arah tenggara setelah mengunjungi Kharkiv, Chuhuiv, dan Balakliya. Rombongan sangat dekat dengan kawasan Donbas di Timur Ukraina. Pasukan Rusia serta tentara separatis Donetsk dan Luhansk di tempat itu terkadang hanya berjarak ratusan meter.

Rombongan mobil yang melewati jalan tanah berhenti di tepi hutan. Mereka mencium bau busuk yang sangat menyengat. Anjing pelacak diterjunkan untuk mencari sumbernya. 

Mereka sebenarnya sudah tahu ada banyak mayat yang tertinggal di hutan itu. Jenazah dari rakyat sipil harus dievakuasi dan dimakamkan secara layak. 


Jenazah ke-6 ditemukan. Kondisinya sudah membusuk akrena sudah 100 hari tergeletak di hutan Ukraina. -Bud Wichers/Harian Disway-

Semua rombongan mulai turun dari mobil. Tim medis mulai berjalan perlahan. Jangan sampai kaki menginjak jebakan.

“They just poke in the ground and hope it doesn't explode (Mereka hanya mencolek ke tanah dan berharap ranjau tidak meledak, Red),” ujarnya. Kalau ada ranjau yang meledak, misi gagal.  Jumlah jenazah di tempat itu bakal bertambah banyak.

Jalan tanah di tengah hutan dipenuhi ranting dan dedaunan. Secara teori, lokasi itu sangat potensial jadi jebakan. Banyak jenazah, dan tanahnya tertutup dedaunan. Ranjau sulit terdeteksi.

Mungkin Rusia tahu akan ada prajurit Ukraina yang datang mengambil jenazah rakyat sipil itu. Jadi mereka menyebar jebakan di sana.

Entah bagaimana mereka terbantai di tengah hutan. Yang jelas ada banyak sekali jenazah yang tergeletak. “It's bad. Soooo many corpses. I feel kinda sick from the smell (Kondisinya menyedihkan. Banyak sekali jenazah. Baunya membuat aku mual, Red),” keluh Budi.

Jasad itu sudah menghitam dan hancur. Mereka sudah tergeletak di sana awal invasi, pada Februari 2022. Kata Budi, kemungkinan jenazahnya sudah 100 hari lebih ditinggalkan.

Ia mengeluarkan kamera dan lensa panjangnya. Budi memotret dari jauh, sedangkan tim medis mempersiapkan kantong jenazah. “It actually reminded me of something (Aku jadi teringat suatu hal, Red),” katanya. 

Foto-foto yang diambil mengingatkannya dengan liputan Tsunami Aceh 2004 silam. Kala itu, Budi masih berusia 27 tahun. Ia sudah jadi wartawan perang dan bencana. 

Kategori :