Dari dua pelaksanaan Kursus Pramurukti ’Aisyiyah di Jawa Timur dan DI Yogyakarta, lahirlah angkatan pertama pramurukti bersertifikat. Setelah itu, Pengurus Pusat ’Aisyiyah (PPA) berkomitmen melanjutkan program tersebut di beberapa wilayah.
Setelah tiga bulan menjalani kursus selama tiga bulan, semua angkatan pertama pramurukti itu menjalani proses selanjutnya yaitu monitoring evaluasi di daycare lansia Husnul Khotimah di Balecatur, Sleman, pada 8 Juni 2022.
Menerima kedatangan Pimpinan Pusat ’Aisyiyah Majelis Kesejahteraan Sosial (PPA MKS), ketua daycare lansia Hj Setiyaningsih Choirudin senang. Peserta diajaknya menemui beberapa lansia yang bermasalah dengan kesehatan untuk didampingi.
Dua di antaranya kakek Wiji berusia 83 tahun dan nenek Pawiro Utomo berusia 86 tahun. ”Alhamdulillah ada yang mau datang ke rumah. Sekalian memeriksa tekanan darah serta menggajak kami bicara. Sehari-hari, saya hanya tinggal berdua saja,” kata kalek Wiji. Nenek Pawiro Utomo juga tinggal sendiri. Saat Nur Aida, salah seorang peserta kursus datang, dia senang bukan main karena ada teman bicara.
Perbincangan akrab antara lansia Pawiro Utomo berusia 83 tahun dengan salah seorang peserta kursus.--
Menurut Hj Setiyaningsih, kegiatan itu membuat daycare lansia yang diketuainya sangat terbantu. Peserta Kursus Pramurukti ’Aisyiyah tampak gesit melakukan pemeriksaan kesehatan lansia di rumahnya. ”Daerah kami ini pegunungan jadi jangkauan untuk mendampingi lansia butuh tenaga dan waktu,” katanya.
”Semoga setelah monitoring evaluasi ini ada program lagi yang pasti sangat bermanfaat untuk lansia, baik yang masih sehat maupun yang sedang sakit. Semoga lulusan kursus segera mendapatkan pekerjaan sebagai pendamping perawat lansia,” katanya.
Senada, wakil ketua Pengurus Wilayah ’Aisyiyah (PWA) Yogyakarta Hj Hikmah Shobri SPd MKes juga berharap lulusan kursus pramurukti pertama di wilayahnya segera cepat mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
”Semoga PWA DI Yogyakarta bisa mengadakan lagi kursus serupa karena ternyata kebutuhan tenaga pramurukti sangat besar. Terima kasih kepada Bu Siti Asfiyah, Manager Program Kursus Pramurukti ’Aisyiyah, yang mempercayakan uji coba panduan kursus ini di PWA DI Yogyakarta,” ujar Hj Hikmah.
Apa yang dilakukan di Balecatur itu menurut dr Esty Martiana Rachmi, Ketua PPA MKS, itu akan membuat lansia bahagia lahir batin. Tugas yang sebenarnya menjadi kewajiban keluarga. Pramurukti bisa membantu keluarga melakukan tugas tersebut.
Maka meskipun siapa saja bisa menjadi pramurukti, namun pendamping lansia yang lebih bagus berasal dari keluarga sendiri. Supaya lansia itu tidak merasa ditinggalkan keluarga. ”Keluarga adalah tempat terbaik. Khususnya dalam memberikan pelayanan terhadap lansia,” katanya.
Untuk itu, Esty sangat antusias ketika ada keluarga dari lansia yang dengan sukarela minta dilatih untuk bisa memberikan pelayanan sehari-hari. Dalam penutupan kursus di kantor PWA Jawa Timur secara daring dan luring yang dihadiri sekitar 60 orang dari berbagai PDA yang mengirim para peserta kursus, Esty berharap program kursus bisa dilakukan oleh PWA Jawa Timur.
Penutupan kursus di kantor PWA Jawa Timur secara daring dan luring yang dihadiri sekitar 60 orang dari berbagai PDA yang mengirim para peserta kursus.--
”PPA MKS mengucapkan terima kasih kepada Lazismu yang telah mendukung kegiatan kursus. Kepada Universitas Muhammadiyah Malang yang mengirimkan tenaga pengajar dan menyediakan laboratorium praktik dan Pimpinan Daerah ’Aisyiyah yang telah mengirimkan peserta. Tak lupa BLK ’Aisyiyah Training Center sebagai pelaksana kegiatan,” katanya.
Dengan kurikulum kursus yang disusun sendiri oleh ’Aisyiyah, Esty yakin bahwa lulusan Kursus Pramurukti ’Asiyiyah akan melahirkan tenaga yang mumpuni. Dalam kursus banyak hal yang bisa didapatkan peserta.