Pengelola Pasar Turi Baru Deadline Pedagang Hingga 31 Juli

Sabtu 25-06-2022,04:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Tomy C. Gutomo

SETELAH diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi 30 Maret 2022, Pasar Turi Baru tetap sepi. Pantas saja kalau tidak banyak pengunjung. Sebagian besar toko di sana belum beroperasi. Dari 3 ribu stan yang sudah ada pemiliknya, baru 300 stan yang buka.

Karena stan-stan yang buka itu berpencar lokasinya, seluruh lantai di Pasar Turi Baru terlihat melompong. Founder Harian Disway Dahlan Iskan, Jumat, 24 Juni 2022, mampir ke Pasar Turi. Ia salat Jumat di masjid yang ada di lantai 7 gedung di Jalan Pasar Turi, Jepara, Surabaya, itu.

Setelah salat Jumat, Dahlan Iskan jalan-jalan. Dari lantai 5 ke lantai 1. "Tolong bantu meramaikan Pasar Turi, Pak Dahlan. Ini kan ikon Surabaya," kata pedagang di lantai 5 (food court)

BACA JUGA:Diresmikan Hari ini, Pasar Turi Masih Sepi

Menurut Dahlan Iskan, perlu ada upaya ekstra untuk membuat Pasar Turi Baru menjadi ramai kembali seperti dulu. Seperti masa kejayaannya sebelum terbakar pada September 2012. Dulu, Pasar Turi menjadi pusat grosir terbesar yang menjadi jujugan pedagang dari Indonesia Timur. 


Wajah baru Pasar Turi Baru, Surabaya. -Julian Romadhon-Harian Disway-

"Manajemen harus melakukan sesuatu agar pedagang mau membuka tokonya. Tidak boleh sepi event. Dengan begitu pengunjung akan kembali ramai," kata Dahlan Iskan.

Sebenarnya, sudah ada pengunjung yang datang ke Pasar Turi. Pengelola membuat undian berhadiah pagi pengunjung. Kupon undian diberikan saat pengujung mengambil karcis parkir. 

"Saya baru pertama ke sini. Pengin tahu aja. Karena kan murah-murah barangnya,” ujar Sunyiono saat ditemui di area parkir motor, Jumat siang, 24 Juni 2022. Warga Ampel itu penasaran dengan wajah baru Pasar Turi. Ia mengajak istri dan dua putranya dan membeli beberapa potong pakaian di lantai LG.

Ia tak sekadar belanja. Sunyiono menyempatkan main hingga ke enam lantai Pasar Turi Baru. Yang seluruhnya hampir melompong. Tidak lebih ramai ketimbang di LG yang menjadi  tempat fashion dan barang pecah belah.


DAHLAN ISKAN melayani pengunjung PasarTuri yang mengajak berfoto setelah salat Jumat di lantai 7 Pasar Turi Baru, Surabaya, Jumat 24 Juni 2022. -Tomy C. Gutomo-Harian Disway-

“Bisa dihitung jari yang buka di lantai dua,” ujar Abdullah Al Hamid, pemilik toko busana Ibunda di lantai 2. Ia menempati lapaknya sejak Pasar Turi Baru diresmikan. Sebelum bulan Ramadan lalu.

Sudah tiga bulan tidak ada perkembangan. Lapak yang beroperasi tidak lebih dari 10 unit. Pembeli pun sepi. Bahkan Hamid sering melewati hari tanpa transaksi jual beli.

Menurutnya, banyak pemilik lapak yang tidak berani buka lantaran kehabisan modal. Termasuk juga dirinya. Terpaksa menjual satu lapak miliknya di Jembatan Merah Plaza.

“Mobil juga saya jual. Untuk jualan di sini. Mau gimana lagi wong sepi,” ujar lelaki yang berdagang di Pasar Turi lama sejak 1983 itu. Kasus itu memang banyak dialami oleh para pemilik lapak. Bahkan banyak ditemui lapak yang terpaksa dijual atau disewa.

Hal yang sama juga dialami Ahmad Farid. Ia juga kehabisan modal. Dan baru akan membuka lapaknya di ground pada awal Juli nanti. Mengingat ada kebijakan baru dari pengelola.

“Baru bisa buka karena dibebaskan biaya servisnya,” katanya saat ditemui di ruang manajemen di lantai 5. Farid meminta izin kepada pengelola. Lapaknya di zona aksesori itu bakal diisi dengan busana.

Public Relation Pasar Turi Baru Karen mengatakan, pengelola memang sedang menyiapkan strategi. Agar menarik para pedagang untuk segera mengoperasikan lapaknya.

“Kami berusaha dengan berbagai macam cara. Manajemen sudah banyak effort. Termasuk menggelar event di sini agar banyak pengunjung. Tapi pedagang mungkin masih mikir pasar belum jalan,” katanyi.

Sekian aturan pun diterbitkan. Mendesak para pedagang segera beroperasi. Diberi tenggat waktu hingga 31 Juli nanti. Pengelola memberikan beberapa kelonggaran. Di antaranya, pembebasan biaya servis bulanan hingga Desember. Migrasi listrik dari flat menjadi sesuai pemakaian. Ada juga potongan biaya balik nama serta perpindahan kios.


-Rozi Hamdani-Harian Disway-

“Targetnya Juli semua toko sudah buka,” tandas Karen. Tentu kelonggaran yang diberikan itu sudah sangat membantu. Sesuai dengan permintaan para pedagang. Terutama para pedagang yang telah membuka lapaknya.

Migrasi listrik, misalnya. Sebelumnya para pedagang wajib membayar Rp 220 ribu per bulan. Kini dengan aturan baru, biaya listrik akan disesuaikan dengan pemakaian. Sesuai jumlah meteran listrik yang dipakai.

Namun, pengelola akan memberi sanksi bagi para pedagang yang bandel. Apabila mereka tidak membuka toko hingga 31 Juli, bakal dikenakan denda. Wajib membayar Rp 100 ribu setiap bulan.

Itu khusus bagi para pedagang yang benar-benar tutup total. Tidak ada niatan untuk membuka tokonya. Aturan tak berlaku bagi para pedagang tertentu.

Misalnya, pedagang yang punya lima lapak. Lalu hanya sanggup membuka satu lapak karena keterbatasan modal. “Kalau seperti itu tentu ada toleransi,” ungkap Karen.

Pengelola bakal mengadakan pertemuan dengan para pedagang pada Minggu, 26 Juli 2022 nanti. Pihak manajemen ingin menyampaikan pengumuman itu secara langsung. Meskipun saat ini pengumuan tertulis sudah dipasang di setiap lantai. (*)

Kategori :