Bobotnya cuma 4,6 kilogram. Lebih ringan dari jeriken berisi minyak goreng ukuran kecil.
Dietmar lalu meletakkan papan itu di atas lantai. Tubuhnya yang nyaris dua meter menaiki papan tersebut. Ia menunjukkan bahwa kayu yang diinjak begitu kuat dan lentur.
Jika satu peselancar bisa mematahkan hingga empat papan selancar dalam setahun, papan Varuna bisa dipakai hingga 10 tahun. Kalau ada bagian yang rusak bisa diservis. “Di outlet kami nantinya akan ada tukang reparasinya. Jadi kalau rusak diperbaiki. Tidak perlu beli lagi,” lanjut penghobi sepeda itu.
Dietmar Dutilleux menunjukkan kerangka papan surfing buatannya.-BOY SLAMET-Harian disway-
Bagian dalamnya ternyata berisi udara. Ia meminta salah satu pegawainya untuk mengambil papan yang sudah diuji ketahanan. Tak lama kemudian datang lah papan yang sudah digergaji bagian tengahnya. Konstruksinya seperti gitar.
Di dalamnya terdapat kerangka yang disusun simetris. Bagian kayunya dipotong sangat tipis dengan ketebalan konsisten. Kalau sang shaper atau desainer papan selancar ingin kau setebal 3 milimeter, maka semua bagiannya harus sama. Karena itulah semua peralatan di pabrik mebelnya tidak bisa digunakan untuk memproduksi papan selancar.
Dietmar harus mendatangkan gergaji khusus untuk mendapatkan konsistensi akurat. Hampir semua peralatan yang dibutuhkan tidak dijual di Indonesia.
Ia bekerja sama dengan desainer papan selancar kelas dunia dari Prancis, Amerika, Australia hingga Kanada. Namun ada satu yang paling detail dan perfeksionis.
“Maurice Cole yang paling rewel. Tapi aku banyak belajar darinya,” kata pria yang sudah 30 tahun di Indonesia itu. Kata Dietmar, Cole adalah legenda hidup dunia surfing.
Cole telah membuat papan untuk para juara dunia. Termasuk Tom Curren, yang kemudian memenangkan tiga gelar dunia mengendarai papannya antara tahun 1985 dan 1990.
Salah satu papan yang ditunjukkan ke kami adalah karya Cole. Ada logo jejak kaki hewan dengan tiga jari. “Masing-masing shaper punya logo sendiri,” kata pria yang tinggal di Surabaya itu.
Dietmar lalu mengajak kami menuju ruang papan selancarnya. Ada 21 papan yang dijajar rapi di dekat dinding kantornya. Desainnya sangat beragam. Ada yang besar untuk selancar santai. Ada juga yang lebih kecil dan runcing bagian sampingnya untuk peselancar yang agresif.
Ia sangat mendalami proyek itu. Sepertinya lebih seru ketimbang memproduksi mebel lewat PT Omega Mas-nya.
Apakah Varuna bagian dari Entrepreneurs' Organization? Kata Dietmar masih belum. Mungkin mereka bisa ikut bergabung saat omzetnya sudah tembus Rp 15 miliar. “Sekarang masih belum. Karena baru memulai,” jelasnya. (Salman Muhiddin/Bersambung)