Para member Entrepreneurs' Organization (EO) banyak mendapat hikmah setelah bergabung. Itu dialami sendiri oleh Denny Yan Rustanto, direktur perusahaan PT Gusse, yang bergerak di bidang water dan energy. Ia berhasil melampaui batasan diri.
-- ---
KANTOR Gusse berada di Jalan Rungkut Menanggal Harapan Blok Q nomor 10. Lokasinya persis di pinggir jalan. Minggu siang, 3 Juli 2022, Harian Disway mampir ke sana.
Di depan kantor itu ada karangan bunga. Yakni ucapan selamat dan sukses atas dilantiknya Denny Yan sebagai ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Surabaya.
Kami dipersilakan masuk oleh salah seorang penjaga. Kantor itu lebih mirip rumah biasa. Hanya di dinding depan garasi terpajang tulisan besar: GUSSE dengan logo berinisial S.
Selang beberapa menit kemudian Denny datang. Memarkir mobil putihnya lalu menyambut kami. Mempersilakan masuk ke ruang kerjanya.
“Baru minggu kemarin dilantik sama Pak Eri Cahyadi,” kata Denny. Sebetulnya, menjadi ketua Hipmi adalah hal yang tak pernah dibayangkannya. Tak pernah ada pikiran untuk mencalonkan diri.
Apalagi Denny merasa sebagai orang yang suka bekerja di balik layar. Memutuskan untuk maju menjadi calon pun perlu waktu yang lama. Itu semacam hal di luar kebiasaannya.
“Saya tipe pemimpin yang suka eksekusi. Lemah di strategi dan analisis. Bicara di depan publik pun agak kurang bisa,” sambungnya. Meski Denny cukup punya banyak pengalaman organisasi. Baik organisasi pengusaha maupun organisasi sosial.
Ternyata keberanian untuk mencalonkan diri menjadi ketua Hipmi itu ia dapatkan setelah belajar di EO. Terutama ketika mengikuti program mendaki Gunung Ijen Banyuwangi awal tahun lalu.
BACA JUGA:Mengenal Entrepreneurs' Organization (8): Saat Terpuruk, Haris Riyadi Berbagi Pengalaman di EO
Denny Yan Rustanto bersama anggota EO mendaki Gunung Ijen, Banyuwangi.-Dokumentasi Pribadi-
Sebetulnya, Denny ketir-ketir dengan program itu. Ia bahkan agak takut karena tak punya pengalaman sama sekali. Mendaki gunung adalah pengalaman yang baru baginya.
Namun, yang ditakutkan bukan pada gunungnya. Melainkan takut menyusahkan orang lain di perjalanan. Dengan berbekal sedikit rasa optimisme, akhirnya Denny memutuskan untuk ikut program.
“Dan yang saya takutkan beneran terjadi,” kenangnya lantas tertawa. Perawakan Denny yang lumayan besar itu membuat jalannya agak lamban. Sehingga ia berada paling belakang dari rombongan.
Dari situlah Denny mulai mengenal lebih dalam tentang personalitasnya. Banyak perasaan yang muncul di momen itu. Perasaan-perasaan yang jarang muncul di keseharian.
Denny ditemani oleh empat member lain. Mereka menemani Denny di posisi paling belakang. Sementara sebagian rombongan lain sudah jauh di depan.