Ditambah menu internasional lain seperti pasta, beef bulgogi, grilled, nasi kebuli, ikan ala Thailand, kebab, hingga olahan daging ayam. Sementara lainnya dominan menu-menu lokal.
Kami juga mencoba menyambangi salah satu restoran Chinese food yang dulu pernah membuka stan di Kya-Kya lama. Salah satunya, warung Mie Kembang Jepun (KJ) 1960 milik Daniel yang kini berada di dekat gerbang naga sisi barat.
Daniel sebetulnya berharap bisa mengisi stan di Kya-Kya Reborn. Cuma kebijakan tak mendukung lantaran Kya-Kya Reborn harus diisi dengan menu-menu halal. Sedangkan Mie KJ 1960 miliknya berbahan dasar olahan daging babi.
Penjual sate di kawasan Pecinan Kya-Kya Reborn.-Julian Romadhon-Harian Disway-
“Tapi, harapan saya sih tetap bisa jualan di sini saja biar jadi trademark Kembang Jepun. Karena toh saya belum ada omongan untuk masuk ke dalam stan-stan di Kya-Kya Reborn,” ujarnya.
Meski demikian, ia berharap Kya-Kya Reborn bisa bertahan lebih lama. Tidak mengulang kesalahan yang sama seperti Kya-Kya lama. Menu makanan yang dijual harus berkualitas. Dan tentu harga juga bisa menyesuaikan.
Perancang desainer Kya-Kya lama Freddy H. Istanto juga menjajal Kya-Kya Reborn tadi malam. Ia cukup senang dengan suasana Kembang Jepun yang kembali hidup. Meski ia menyayangkan nuansa pecinan kurang kuat.
Kios-Kios penjual makanan di Kya-Kya Reborn Jalan Kembang Jepun, Surabaya, Minggu, 11 September 2022.-Julian Romadhon-Harian Disway-
Terutama karena menu-menu Chinese food sangat minim. Padahal, masih banyak menu makanan maupun minuman peranakan yang halal. “Harusnya tidak masalah juga menyajikan yang non-halal. Toh bisa dikasih pembatas,” kata dosen yang mengajar di Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra itu.
Sebab, menu-menu asli Chinese food itu justru bisa menjadi daya tarik kuat. Bisa mencerminkan spirit kearifan lokal kampung pecinan. Apalagi pengunjung memang sangat beragam. Tidak hanya warga lokal, tetapi juga bisa menarik wisatawan luar negeri.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti turut menanggapi usulan itu. Baik dari pengunjung maupun akademisi. Kya-Kya Reborn, jelasnyi, memang harus punya konsep yang kuat agar bisa bertahan lama.
Terutama dengan menguatkan identitas pecinan. Berikut juga sajian-sajian menu di setiap stan. “Nah, masukan-masukan dari pengunjung itu semestinya bisa jadi bahan pertimbangan bagi dinas terkait,” terangnyi.
Setidaknya bisa dikaji ulang. Namun, Reni juga menyampaikan bahwa keputusan untuk menyajikan menu halal itu cukup ideal. Pertimbangannya agar bisa menyasar pangsa pasar lebih luas. “Warga Surabaya memang multikultural. Tapi, kalau menu halal kan bisa dikonsumsi siapa pun. Mungkin itu juga yang jadi pertimbangan,” ujarnyi. (Mohamad Nur Khotib/Mohamad Noor Andryan)