Sepulang dari Indonesia, Sumi mendapat kabar duka berturut-turut di 2014. Ayah angkatnya, Durk de Vries, dan mantan suami yang jadi sahabatnya meninggal dunia.
–
Bagai petir di siang bolong. Dua pekan setelah pulang kampung ke Indonesia, Sumi mendapat kabar bahwa mantan suami yang jadi sahabatnyi meninggal dunia.
Fred namanya. Ia meninggal karena dibunuh. Meski sudah bercerai, Sumi tetap berhubungan baik dengan Fred. Mereka berpisah karena Fred ternyata seorang gay. Mereka melanjutkan hubungan sebagai sahabat setelah 12 tahun pernikahan.
Ia bertingkah aneh selama berminggu-minggu sebelum dibunuh. Kala itu Sumi berada di Indonesia untuk perjalanan pertamanyi ke kampung halaman. Sumi menceritakan kisah itu ke libelle.nl.
Mereka sempat berkomunikasi melalui Skype. Fred menceritakan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Ia baru saja mendapat cekikan di leher dari pasangan barunya karena cemburu. Ia juga mendapat ancaman dengan pisau. Ada bekas luka di kulitnya.
Sumi berlibur ke Borobudur ketika pulang kampung ke Indonesia.-Sumi Kasiyo for Harian Disway-
Sumi benar-benar terkejut. Ia tahu pelakunya bernama George. Seorang Jamaika yang tinggal di Belanda selama beberapa tahun.
Suatu hari Sumi mendapat telepon dari seseorang dari rumah Fred. Dia panik dan harus menceritakan apa yang terjadi: dua pria ditemukan di rumah Fred. Seorang pria tidur di tempat tidur dan di sebelahnya seorang pria kecil. Tak bernyawa.
Tidak lama kemudian, Sumi mendapat telepon konfirmasi dari keluarga Fred: ”Fred sudah mati. Dibunuh.”
Meski sudah bukan lagi suaminyi, Sumi begitu hancur. Dia kehilangan sahabat yang begitu disayangi.
Ketika duka masih menyelimuti, kabar menyedihkan datang lagi. ”Tanggal 25 Juli 2014 ayahku meninggal setelah saya merawatnya selama dua tahun, usianya hampir 82 tahun,” kata arsitek yang juga fotografer itu.
Merawat orang tua yang sedang sakit sebenarnya bukan kebiasaan anak-anak Eropa. Itu tradisi Indonesia yang tetap mengalir di DNA Sumi.
”Aku telah kehilangan dua pria terpenting dalam hidupku. Aku mengalami depresi untuk yang ketiga dalam hidup dan merasa sangat kesepian. Saya pergi ke terapi duka. Setelah itu, saya memutuskan untuk pergi,” ujar Sumi.
Ayah Sumi adalah peternak sapi perah. Ia pengusaha sukses. Bisa menghidupi keluarga besar dari peternakannya.