Benarkah Ethylen Glycol Picu Reaksi Adversi Obat?

Selasa 18-10-2022,05:34 WIB
Reporter : Ari Baskoro
Editor : Heti Palestina Yunani

Tidak jarang kejadian ”unik” itu disalahtafsirkan sebagai ”kelalaian” atau ”kealpaan” medis. Bahkan ada yang mengatakannya sebagai ”malapraktik". 

Hingga kini ADR merupakan tantangan besar bagi tata laksana kesehatan modern.  Khususnya dengan semakin meningkatnya kompleksitas pengobatan terutama pada populasi tertentu yang berisiko (misalnya faktor usia dan adanya berbagai macam penyakit komorbid).

Kepentingan utama bagi seorang tenaga kesehatan (nakes) adalah secara optimal dapat  memprediksi bahaya yang mungkin bisa terjadi. Muaranya terletak  pada perihal keamanan penggunaan obat tersebut. Terutama untuk masa yang akan datang.

Jaminan aspek pencegahan dan pengobatan spesifik, bila akhirnya ADR terjadi juga, menjadi poin perhatian penting. Bagi produsen obat, melalui pedoman cara pembuatan obat yang baik (CPOB), perlu merevisi dosis masing-masing komponen penyusun obat.

Kadang diperlukan tindakan tegas, menarik kembali, dan menghentikan produksi obat terkait.

Ethylen Glycol

EG adalah senyawa kimia organik yang merupakan turunan dari alkohol. Zat ini merupakan cairan yang bening, tidak berwarna, berasa manis, dan sedikit kental. Titik didihnya dapat mencapai 198 derajat Celsius. Sedangkan pada suhu 37 derajat Celsius dapat membeku.

Sifat fisis yang demikian itu menjadikannya sebagai pendingin yang sangat baik pada radiator otomotif. Penggunaan lainnya bisa sebagai komponen anti beku. Dapat dipergunakan pula sebagai bahan dalam cairan hidrolik, tinta cetak, dan pelarut cat.

Dalam bidang industri dimanfaatkan sebagai reagen dalam pembuatan serat sintetik poliester untuk pakaian. Pembuatan bahan peledak, lilin sintetis, dan pembuatan botol plastik PET (polietilena tereftalat) juga menggunakan EG. 

Senyawa ini dalam dosis tertentu hingga melebihi jumlah yang diperbolehkan, menjadi sangat beracun.

Karena rasanya yang manis, anak-anak secara tidak sengaja bisa meminumnya hingga tercapai dosis toksik. Bila terhirup, zat kimia ini bisa teroksidasi menjadi produk-produk asam oksalat yang bersifat racun.

Di dalam sirkulasi darah, EG dimetabolisme menjadi produk-produk kimiawi yang bersifat asam (asam glikolat dan asam oksalat). Akibat akhirnya terjadi penurunan yang cukup drastis dari pH darah (asidosis/asidemia).

Berbagai ion dan molekul yang terlarut dalam serum juga mengalami perubahan yang signifikan. Dalam bidang medis peristiwa ini dikenal dengan istilah kesenjangan osmol (osmol gap) yang dapat mengancam jiwa.

Efek toksik EG pada tubuh manusia dapat berdampak pada kerusakan sistem saraf pusat, jantung dan ginjal/GGA. Diperlukan pertolongan yang cepat dan tepat. Ada obat antidotnya, di samping tata laksana cuci darah (hemodialisis). Pada hewan (misalnya hewan piaraan), dapat menimbulkan efek yang sama.

Beberapa produk farmasi menggunakan EG sebagai eksipien. Substansi ini diperlukan untuk membantu proses manufakturnya agar dapat meningkatkan stabilitas produk (pelarut, pengawet anti mikroba, disinfektan).

Tidak hanya sebagai komponen obat sirup/per oral. Tapi digunakan pula pada beberapa obat topikal (salep), kosmetik, dan injeksi. Konsumen lebih bisa menerimanya karena rasanya yang relatif manis. 

Tags :
Kategori :

Terkait