SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sudah puluhan tahun, ratusan warga mendirikan tempat tinggal di bawah jembatan Tol Dupak Surabaya. Wilayah tersebut sampai mendapat julukan kampung 1001 malam. Ya, karena area tersebut sama sekali tak pernah mendapatkan sinar matahari. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akhirnya melakukan relokasi kampung tersebut. Ini sebagai bentuk upaya untuk masyarakat agar mendapat kehidupan yang lebih layak.
Warga memang benar-benar tinggal di kolong jembatan yang tingginya sekitar 1,5 meter. Dindingnya hanya sekat kayu.
’’Rumah’’ itulah yang dibongkar Satpol PP Surabaya sejak Senin, 17 Oktober 2022, pagi. Warga yang tergusur akan ditempatkan di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa).
Tak hanya warga ber-KTP Surabaya yang akan mendapatkan tempat baru. Mereka yang dari luar kota pun mendapat tempat di Rusunawa yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Untuk warga yang ber-KTP Surabaya kami pindahkan ke Rusun Sumur Welut di Lakarsantri. Kami juga berkoordinasi dengan Bu Gubernur Khofifah, khusus warga non-KTP Surabaya juga akan dipindahkan ke rusun yang dikelola Pemprov Jatim,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Petugas Satpol PP mengeluarkan barang-barang warga yang tinggal di kolong jembatan tol Dupak, Surabaya, Senin 17 Oktober 2022. -Julian Romadhon-Harian Disway-
Rencana pemindahan warga akan dilakukan secara bertahap mulai Rabu, 19 Oktober 2022. Konsentrasi pemindahan diprioritaskan bagi warga yang tinggal di bawah kolong jembatan. Menurut data dari Dinsos Surabaya, kampung 1001 malam dihuni oleh 146 KK.
Tak hanya mengurus pemindahan tempat, lanjut Eri, pemerintah juga akan membantu proses administrasi kependudukan khususnya bagi anak sekolah.
“Saya turun langsung ke lapangan tujuannya untuk memastikan sekolah anak-anak. Jadi pemerintah bukan hanya menggusur, tapi kami memberikan kepastian administrasi kependudukan, sekolah, dan urusan lain,” lanjutnya.
Penanganan sumber daya manusia yang dilakukan Pemkot Surabaya itu upaya untuk mengurangi kemiskinan. Mengingat angka tersebut tergolong masih tinggi. Sebanyak 638 ribu warga Surabaya masuk kategori di bawah garis kemiskinan.
Televisi milik warga yang tinggal di bawah jembatan tol Dupak, Surabaya, diangkut petugas Satpol PP untuk dibawa ke tempat tinggal baru warga di flat, Senin 17 Oktober 2022.-Afdholul Arrozy S - Harian Disway-
Nantinya, warga yang direlokasi itu tak sekadar dipindahkan saja. Eri menegaskan, warga harus bisa melepaskan aktivitasnya pengamen dan pengemis. Setelah ini, warga kampung 1001 malam akan diberi pelatihan hingga pekerjaan yang lebih layak.
“Kami sesuaikan dulu minat dan kemampuannya di bidang apa, nanti diarahkan dan dilatih. Harapannya agar warga setelah ini bisa meningkatkan pendapatan sampai Rp 5 juta per bulan,” katanya.
Lahan bekas kampung tersebut bakal dikembalikan ke fungsinya. Yakni sebagai wilayah untuk pengendalian banjir. Pemkot Surabaya pun berencana membangun rumah pompa air. Itu untuk mengantisipasi genangan banjir, khususnya di sekitar Kecamatan Krembangan. (*)