Tragedi Itaewon: Dua Ratus Polisi untuk 100 Ribu Massa

Senin 31-10-2022,07:05 WIB
Reporter : Chyntia Rasya Aisyah
Editor : Doan Widhiandono

Tak ada lagi yang bisa dilakukan pemerintah Korsel selain menyelidiki penyebab insiden Halloween di Itaewon, 29 Oktober 2022. Tetapi, seharusnya tragedi itu bisa dihindari.

 

KEMERIAHAN itu memang harus dimaklumi. Ini kali pertama pesta Halloween kembali terselenggara di Itaewon, distrik hiburan di Seoul, tersebut. Sudah tiga tahun warga ngempet . Tidak bisa berpesta karena dibekap Covid-19.

 

Maka, begitu keran kebebasan itu dibuka, brulll… Anak-anak muda itu langsung meluapkan kegembiraannya. Berkumpul di kawasan Itaewon sejak Kamis malam, 27 Oktober 2022. Di hari itu, mereka sudah berpesta di jalanan. Memakai kostum hantu-hantuan. Untuk menimbulkan atmosfer horor yang sesuai dengan Halloween, perayaan untuk para arwah tersebut.

 

Agence France-Presse menulis bahwa ada lebih dari 100 ribu orang yang berjejal di Itaewon pada malam itu. Mereka memenuhi gang-gang sempit yang diapit pertokoan serta tempat hiburan tersebut. Dan aparat terlambat mengantisipasi. Sebab, hanya 200 polisi yang diterjunkan ke kawasan itu. Artinya, 1 polisi ’’versus’’ 500 orang. Tentu kalah…

 

Presiden Yoon Suk-yeol pun menetapkan hari berkabung nasional. Ia bilang, ’’Tragedi ini tidak seharusnya terjadi. Kami akan menginvestigasi dan mengevaluasi agar kejadian ini tidak terulang.’’

 

Ketidakberesan penanganan massa sudah dirasakan oleh para saksi mata. Mereka yang selamat itu sempat tergencet di gang sempit dan naik-turun tersebut. Orang-orang itu harus berjuang untuk bisa keluar dari kerumunan yang menyesakkan dada itu. ’’Banyak orang dorong-dorongan. Saya terjebak di tengah-tengah dan tidak bisa keluar pada awalnya,’’ kata Jeon Ga-eul, 30.


PEREMPUAN YANG TERTEGUN menyaksikan insiden pesta Halloween di Itaewon. Mereka masih berkostum ala badut Ronald McDonald.-ALBERT RETIEF-AFP-

 

Hingga Minggu malam, 30 Oktober 2022, kantor berita Yonhap merilis bahwa ada 153 orang yang tewas. Dua puluh di antaranya adalah orang asing. Kementerian Dalam Negeri menyebut para WNA itu berasal dari Uzbekistan, Austria, Norwegia, Vietnam, Kazakhstan, Iran, dan Sri Lanka.

 

AS mengonfirmasi bahwa ada dua warganya yang tewas di Itaewon. Lalu, Rusia juga menyatakan, tiga warganya tewas. Lalu Tiongkok mengaku kehilangan empat warganya. Presiden Xi Jinping juga langsung mengirimkan ucapan duka kepada Korsel.

 

Sebagian besar korban itu adalah perempuan berusia 20-an tahun. Lalu ada 133 orang yang terluka.

 

Pemerintah juga mengumumkan bahwa di antara para korban tewas ada tiga tentara. Warga di seantero negeri panik. Sebab, pemerintah menerima 2.600 laporan orang hilang.

 

Wali Kota Seoul Oh Se-hoon pun bergegas pulang dari lawatannya ke Eropa. Kemarin, ia berjanji akan mendirikan altar di dekat lokasi agar orang bisa mendoakan para korban. ’’Yang membuat hati makin tersayat adalah, banyak di antara korban yang masih muda, seperti anak-anak kita,’’ ucap Oh saat mengunjungi Itaewon.

 

Yang masih diteliti adalah apa penyebab gencatan tersebut. Para saksi hanya bilang bahwa chaos terjadi setelah banyak orang panik saat berjalan berimpitan di dalam gang.

 

Jumlah orang yang banyak itu sudah diperkirakan. Tetapi masih mengagetkan. Seorang pramuniaga di Itaewon mengaku tidak pernah melihat massa sebanyak itu.

 

Lalu, mengapa polisi yang diterjunkan cuma sedikit? Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min mengatakan bahwa aparat ditugaskan ke sisi lain Seoul. Yakni di Gwanghwamun. Di sana, katanya akan ada demonstrasi berat.

 

’’Polisi tidak memperkirakan bahwa akan ada banyak orang yang berpesta,’’ ucap Lee.

 

Sejumlah analis mengatakan bahwa tragedi tersebut utamanya disebabkan karena lemahnya prediksi dan penanganan massa. Karena itu, ketika ada insiden, tim penyelamat justru kesulitan mengakses lokasi. Mereka harus berjuang menembus lautan massa.

 

Yang banyak menolong pun akhirnya pengguna jalan yang lain. ’’Saya sedang lewat, tetapi distop oleh petugas. Saya diminta membantu melakukan CPR kepada korban,’’ kata Min Byung-yeon, mantan perawat, kepada YTN .

 

Seorang perempuan juga diminta melakukan pernapasan buatan dari mulut kepada seorang korban.


JAJARAN AMBULANS membawa para korban pesta Halloween di Itaewon.-JUNG YEON-JE-AFP-

 

Tetapi, banyak juga yang nelangsa. ’’Saya menangis karena tidak ada yang mau menolong. Mereka sibuk memvideo,’’ tulis seorang perawat yang tak mau menyebut identitasnya melalui Twitter .

 

Sebagian besar korban dinyatakan meninggal karena gagal jantung. Ini adalah penyebab ’’lazim’’ ketika orang tergencet-gencet. Mereka tidak bisa bernapas.

 

’’Ini adalah bencana buatan manusia akibat lemahnya kewaspadaan soal keselamatan,’’ ucap Shin Dong-min, profesor di Korea National University of Transportation. ’’Pemilik usaha di Itaewon dan pemerintah setempat harus punya banyak persiapan dalam kerumunan massa yang masif,’’ tambahnya. (Chyntia Rasya Aisyah)

 

Kategori :