JAKARTA, HARIAN DISWAY - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal III tetap tangguh. Meski terus berada di gempuran ketidakpastian global. Keyakinan itu tecermin pada kinerja positif dari sejumlah indikator.
”Itu ditopang oleh agregat demand domestik,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Kamis, 3 November 2022. Tingkat konsumsi masyarakat yang masih tinggi di tengah inflasi. Selain itu investasi non bangunan dan kinerja ekspor pun terus naik.
Indeks penjualan riil tumbuh 5,5 persen secara tahunan. Dan indeks keyakinan konsumen juga cukup ekspansif berada di 117,2 persen. Itu berdasarkan catatan KSSK melalui Purchasing Index Manufacture (PIM) Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, perbaikan ekonomi nasional juga ditopang dari lapangan usaha. Di antaranya perdagangan, pertambangan, dan pertanian. Semua indikator itu menunjukkan bahwa prospek ekonomi semakin cerah ke depan.
Kesimpulan tersebut tentu juga hasil rapat bersama. Melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). “Stabilitas kuartal III tetap berada di kondisi resilience,” ujarnyi.
Namun, kewaspadaan harus tetap terjaga. Mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir. Perang Rusia-Ukraina juga memicu lonjakan inflasi. Dan pasar keuangan bergejolak akibat Amerika Serikat melalui The Fed menaikkan suku bunga acuan. “Kami berempat komitmen untuk terus mewaspadai perkembangan dan risiko global,” kata Sri Mulyani.
Pemerintah terus berupaya menjaga perekonomian melalui bantuan sosial. Salah satunya melalui Bantuan Subsidi Upah (BSU). Kementerian Ketenagakerjaan tengah melangsungkan penyaluran tahap VII BSU. Total sekitar 3,6 juta pekerja atau buruh yang menerima bantuan di tahap ini. Tentu, BSU itu juga bagian dari upaya untuk menjaga daya konsumtif masyarakat.
Pencairan BSU di Kantor Pos di Surabaya.-Alyara Hananda - Harian Disway-
Di Kota Surabaya, tercatat sebanyak 179.741 pekerja yang memperoleh subsidi. Sebagian mereka mulai mengantre di kantor Pos Indonesia sejak kemarin. Mereka berasal dari ratusan perusahaan.
”Pendataannya langsung dari Kemenaker,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Surabaya Achmad Zaini. Para penerima subsidi mendapat bantuan sebesar Rp 600 ribu. Pencairan bisa langsung melalui rekening atau datang langsung ke kantor Pos Indonesia.
Para pekerja itu bukan hanya warga Kota Surabaya. Tetapi, mereka yang bekerja di salah satu perusahaan di Surabaya. Asal memenuhi persyaratan. Di antaranya, harus terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, punya upah di bawah Rp 3,5 juta, dan bukan penerima bantuan sosial.
Zaini berharap dana BSU bisa membantu menopang kebutuhan hidup sehari-hari pekerja dan keluarganya. Sekaligus menggerakkan perekonomian sesuai dengan tujuan program Kemenaker. ”Setidaknya meringankan pekerja yang terdampak kenaikan harga BBM,” tandasnya. (*)