Cheng Yu Pilihan Ketua Pemuda Pemudi Hakka Jakarta Angga Pramana Jaya: Yu Gong Yi Shan

Rabu 09-11-2022,05:47 WIB
Reporter : Novi Basuki & Annie Wong
Editor : Tomy C. Gutomo

DALAM khazanah kebudayaan Tiongkok klasik, ada satu pepatah yang dikristalkan dari legenda yang ditulis dalam kitab Liezi (列子). Bunyinya: "愚公移山" (yú gōng yí shān). 

Dikisahkan di sana, ada seorang kakek tua yang bertekad memindahkan gunung yang menghalangi rumahnya. Ia pacul gunung itu setiap hari. Tetangganya mem-bully-nya, karena menganggap yang dilakukan sang kakek adalah "hil yang mustahal" untuk diwujudkan. Namun, ia tak putus asa: tetap yakin bahwa usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Dan benar, Tuhan akhirnya membantu mengabulkan keinginannya.

Dari situ, peribahasa tersebut kemudian dimaknai menjadi seperti yang diutarakan Angga Pramana Jaya, "Gunung pun dapat dipindahkan, asalkan dimulai dengan memindahkan batu-batu kecil secara konsisten."

Maksudnya, "Yang mustahil pun tetap akan bisa kita wujudkan. Syaratnya, kita mau memulainya dari hal-hal yang dianggap sepele, tapi dilakukan terus-menerus," terang Angga, yang merupakan ketua Pemuda Pemudi Hakka Jakarta sekaligus CEO MHomecare Indonesia, perusahaan startup yang berfokus pada layanan kesehatan masyarakat.

Makanya, Mao Zedong menegaskan dalam puisinya, "世上无难事, 只要肯登攀" (shì shàng wú nán shì, zhǐ yào kěn dēng pān): tak ada yang sulit di dunia ini, asal mau mendaki lagi dan lagi.

Berarti, kita tidak boleh putus asa, sekalipun gagal. Anggaplah anak kecil yang sedang belajar berjalan: cukup menangis sejenak setelah jatuh, lalu lanjut jalan lagi hingga bisa berlari.

Atau, kata Deng Xiaoping, "摸着石头过河" (mō zhe shí tou guò hé): menyeberangi sungai sambil meraba-raba batu. Dalam artian, kita memang tidak bisa memastikan masa depan. Tetapi, dengan berhati-hati dan tak berhenti melangkah, serta mau belajar dari kesalahan, kelak akan sampai juga di tujuan. (*)

 

Kategori :