Vaksin ini dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Teknologinya berbasiskan inactivated virus. Sama dengan platform vaksin Sinovac yang telah digunakan di Indonesia.
Sebelumnya negara kita telah meluncurkan dua jenis vaksin. Keduanya mempunyai platform yang berbeda dengan Inavac. Diawali dengan peluncuran vaksin berbasiskan m-RNA yang diberi nama AWcorna pada 7 Oktober 2022.
Vaksin ini hasil kerja sama alih teknologi dengan Abogen-Yuxi Walfax China. Teknologinya sama dengan yang digunakan Moderna atau Pfizer-BioNtech yang telah kita kenal selama ini.
Tim medis yang sampai saat ini bekerja keras melakukan edukasi pentingnya vaksinasi di tengah-tengah euforia masyarakat yang seolah-olah pandemi Covid-19 akan berakhir menuju endemi.--
Tetapi AWcorna mempunyai keunggulan dibandingkan dengan vaksin pendahulunya yang sejenis tersebut. Vaksin yang diproduksi PT Etana-Jakarta ini dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat Celsius. Bisa dikatakan lebih sesuai dengan kondisi geografi Indonesia.
PT Bio Farma sebagai produsen vaksin dunia tidak mau kalah. Bekerja sama dengan Baylor College of Medicine USA, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut meluncurkan vaksin Indovac.
Teknologinya berbasiskan protein subunit. Sama dengan yang digunakan oleh Novavax atau Covovax dan telah digunakan oleh masyarakat Indonesia. Indovac diresmikan penggunaannya oleh Presiden Jokowi pada tanggal 13 Oktober 2022.
Tantangan Melawan Prediksi
Gelombang Covid-19 di tanah air, semakin tampak di depan mata. Selain cakupan vaksinasi booster pertama yang terbilang sangat lambat, disiplin masyarakat menjalankan prokes semakin luntur.
Cakupan vaksinasi booster pertama negara kita baru mencapai 36 persen. Angka ini masih jauh di bawah target vaksinasi nasional. Demikian pula bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Keadaan ini diperparah dengan kelangkaan vaksin Covid-19 di dalam negeri sejak beberapa waktu belakangan ini. Ironisnya banyak stok vaksin yang telah kedaluwarsa.
Tidak berlebihan kiranya bila prediksi melonjaknya kasus harian kian tak terbendung. Puncak gelombang Covid-19 di Indonesia diperkirakan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2023.
Tidak sedikit kesulitan yang dialami saat memotivasi vaksin booster pada masyarakat. Edukasi pentingnya vaksinasi seakan jalan di tempat. Di sisi lain, euforia masyarakat yang seolah-olah pandemi Covid-19 akan berakhir menuju endemi, kian menambah rumitnya mitigasi Covid-19.
Akhir-akhir ini banyak acara yang dihelat dengan mengundang kerumunan masa dalam jumlah besar. Terlebih menjelang penghujung 2022 banyak kegiatan yang telah diagendakan dan berpotensi dijubeli masyarakat.
Menimbang risiko timbulnya gelombang baru Covid-19 di Indonesia, maka tidak berlebihan kiranya bila Menteri Dalam Negeri mengeluarkan instruksinya.
Instruksi nomor 47 tanggal 7 November 2022 tersebut, merupakan instrumen penting mengantisipasi semakin melonjaknya kasus Covid-19. PPKM di wilayah Jawa dan Bali, perlu diterapkan lagi sesuai dengan kriteria level situasi pandemi daerah masing-masing.
Kini merupakan saat yang ideal bagi vaksin-vaksin Covid-19 produksi dalam negeri untuk menunjukkan kapasitasnya. Tidak hanya cukup dengan berbangga diri. Namun program kemandirian vaksin nasional hendaknya juga sebagai perwujudan sumbangsih anak bangsa sebagai pahlawan dalam memerangi pandemi.