Vaksin Dalam Negeri; Pahlawan Melawan Pandemi

Sabtu 12-11-2022,12:57 WIB
Oleh: *) Ari Baskoro

Hari Pahlawan 10 November 1945 merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah republik ini. Banyak makna atas kepahlawanan yang sangatlah luas. Tidak harus dalam wujud berperang melawan musuh. Perjuangan bertempur melawan pandemi Covid-19 juga memerlukan jiwa patriot sejati.

Pertempuran melawan musuh tangguh tak terlihat semacam virus Covid-19 bisa jadi lebih sulit. Virus ini konsisten selalu bermutasi. Dampaknya senjata pertahanan kita berupa vaksinasi dan protokol kesehatan (prokes) acapkali tidak mampu membendungnya.

Dalam beberapa minggu terakhir ini, terjadi tren peningkatan kasus Covid-19 di negara kita. Pada 8 November 2022, peningkatan kasus hariannya sudah tembus angka 6.601. Korban meninggal juga bertambah menjadi 38 orang.

Satu hari kemudian, yaitu pada 9 November 2022, terjadi peningkatan jumlah kematian hingga 43 kasus. Untuk kasus harian, bertambah menjadi 6.186 orang.

Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 50 persen kasus yang meninggal ternyata belum mendapatkan vaksinasi primer (suntikan pertama dan kedua). Belum dilakukannya vaksinasi booster pertama (vaksin ketiga), terdapat pada 80 persen kasus yang meninggal.

Kesimpulan dari semua data ini sungguh menggelisahkan. Sangat mungkin sub-varian baru Omicron XBB sebagai biang keladinya. 

Namun Indonesia tidak sendirian. Pola ini juga terjadi di banyak negara di dunia. Negara tetangga kita seperti Singapura, Malaysia dan Australia, juga mengalami masalah yang sama.

Negara-negara di Eropa sudah dilanda peningkatan gelombang Covid-19 terlebih dahulu. Sub-varian BQ.1 dan BQ1.1 menjadi penyebabnya. Kedua sub-varian tersebut merupakan hasil mutasi dari sub-varian Omicron BA.5.

Para peneliti sudah membuktikan, bahwa Omicron BA.5 ini sangat lincah berkelit dari sergapan antibodi yang telah dimiliki manusia. Sub-varian ”keturunannya” pun mewarisi kelihaian virus pendahulunya dalam menghindari antibodi pasca-vaksinasi.

Singkat kata, sub-varian anyar ini jauh lebih menular.

Bagaikan pinang dibelah dua, sub-varian XBB juga mampu melewati hadangan antibodi. Efektivitas vaksinasi menjadi menurun karenanya. Antibodi pada penyintas pun tidak mampu menghalangi penularan virus.

Sub-varian XBB, dikenal pula dengan sebutan BA.2.10. Bersama ”saudaranya” BA.2.75.2, keduanya merupakan ”keturunan” dari Omicron BA.2. Negara-negara di dunia yang sudah disatroni sub-varian XBB ini, antara lain adalah India, Bangladesh, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.

Vaksin Dalam Negeri

Indonesia selayaknya bangga. Menjelang Hari Pahlawan, tiga jenis vaksin hasil kerja keras anak bangsa telah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Inavac atau yang sebelumnya dikenal dengan nama vaksin merah putih, telah mendapatkan izin penggunaan darurat. Izin tersebut (Emergency Use of Authorization/EUA), telah diterbitkan oleh BPOM pada tanggal 4 November 2022.

Kategori :