SURABAYA, Harian Disway - Ceria, murah senyum, serta gemar menari sejak berusia tiga tahun. Hal itu membuat Kornelia Zefanya mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Termasuk ketika mengikuti Pemilihan Koko Cici Jatim 2022.
Saking gemarnya dengan menari, jika sedang banyak pikiran, banyak tugas atau memiliki ganjalan, Kornelia akan menari. Dan, ajaib, pikiran dia akan jernih kembali.
’’Bagi saya, menari adalah ajang untuk mengekspresikan diri. Sekaligus menggali kreativitas,’’ tutur Kornelia. Tak ingin menyimpan sendiri kemampuan menari, Kornelia kini aktif sebagai pengajar tari di sebuah sanggar tari modern. Sudah enam tahun gadis kelahiran 20 Januari 2003 itu mengajar bakat-bakat belia.
KORNELIA ZEFANYA (dua dari kiri) bersama anak-anak dari sanggar tari Frences Kids Dance. Dia sudah mengajar tari selama enam tahun. -Kornelia Zefanya untuk Harian Disway-
’’Dulu saya mengajar di Flamboyant. Sebuah lembaga seni. Sekarang ngajar di Frence Kids Dance, di daerah Kutisari,’’ jelas Kornelia. Dia spesialis melatih modern dance. Anak-anak hasil polesan dia telah mengikuti berbagai lomba dan pementasan.
Kornelia pernah meraih gelar runner-up dalam kejuaraan tari tradisional se-Surabaya pada 2015. Dia juga menjadi juara harapan 3 tari tradisional se-Jawa Timur.
Dari sektor modern dance, Kornelia meraih juara lomba dance group se-kevikepan Surabaya pada 2018. Kemudian terpilih dalam Top Ten Dance Competition Junior JRBL 2016 dan 2018. Serta masuk Best 3 penyisihan DBL Dance Competition pada 2019.
Selain seni, Kornelia memiliki pengalaman dalam organisasi. Dia pernah menjadi pengurus OSIS di SMAK St.Hendrikus dengan masa jabatan 2 tahun. Yakni pada 2019 dan 2020. Dia juga berkecimpung di Organisasi Orang Muda Katolik (OMK) Paroki. Serta menjadi ketua Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK). Sepanjang 2019, Kornelia aktif dalam kaderisasi anak muda Katolik.
Kini, sudah menyandang status sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi UK Petra, aktivitas keorganisasian Kornelia tak berhenti. Dia aktif mengikuti berbagai kepanitiaan di kampus. ’’Saya join di Petra Campus Radio sebagai announcer,’’ terang dia.
Sebagai calon Cici Jawa Timur, Kornelia tentu memiliki visi dan misi. Visinya, dia ingin mengenalkan pariwisata di Jawa Timur. Serta mengajak anak muda melestarikan budaya Tionghoa.
Soal misi, dia ingin mempromosikan tempat wisata di Jawa Timur melalui media sosial. Selain itu, ia ingin mengajak anak muda untuk melestarikan berbagai macam budaya daerah. Termasuk budaya Tionghoa. ’’Bisa dimulai dari menyukai makanan tradisional, tarian, dan lain-lain,’’ papar dia.
Lebih dari itu, Kornelia ingin sekali mengenalkan berbagai tempat wisata Jawa Timur pada publik. ’’Jawa Timur ini cukup kaya dengan destinasi wisata. Ada yang belum terekspos secara luas. Untuk itu saya ingin berkontribusi,’’ ujar dia.
Finalis berikutnya adalah Andreas Jonathan. Dia merupakan seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi jurusan Broadcast And Journalism di UK Petra. Andreas memiliki hobi bernyanyi dan modern dance. Padahal, ia aslinya adalah seorang introver.
AKTIF di berbagai organisasi, Andreas Jonathan juga menjalankan profesi sebagai MC dan penyanyi. -Nadine Churnia Putri-Harian Disway-
’’Saya mudah gugup dan pemalu. Untuk mengatasinya, saya terus berlatih bersosialisasi dan berkomunikasi dengan banyak orang,’’ ujarnya.
Maka, ia kini aktif sebagai MC dan penyanyi. Andreas banyak mengikuti kegiatan. Seperti bernyanyi dalam acara sweet seventeen, wedding, serta berbagai event sekolah dan kampus. ’’Saya tergabung dalam UKM Vocal Group di UK Petra, serta mengikuti berbagai kompetisi. Saya pernah aktif pula di sebuah event organizer,’’ jelas cowok 19 tahun itu.
Soal bernyanyi, ia dan kelompok vocal group-nya pernah menjadi pemenang ketiga vocal group competition yang digelar oleh Universitas Kristen Krida Wacana. Lalu pernah menjadi top 6 Peksimida Vocal Group Competition.
Sedangkan dalam organisasi, Andreas aktif dalam tim pelayanan di Gereja Mawar Sharon, serta berpartisipasi dalam AISEC Future Leaders. Yakni organisasi internasional untuk para pemuda dalam rangka mengembangkan potensi kepemimpinan mereka.
Dengan mengikuti Koci, ia ingin menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan disiplin. Belajar berorganisasi serta menambah koneksi baru yang mampu bekerja sama. Bahkan, jika Andreas tak terpilih sebagai juara pun, ia berkomitmen untuk terus aktif dalam keluarga besar Koci Jatim.
’’Saya akan tetap membangun kekeluargaan dalam Koci Jatim dan saling bahu membahu bersama kawan-kawan yang lain,’’ pungkasnya.
Visi Andreas dalam ajang Koci adalah ingin menjadi orang yang lebih berwawasan dan memiliki koneksi luas, disiplin berorganisasi dan menjalankan tugas. Sedangkan misinya, ia ingin menambah dan mengeksplorasi pengalaman baru, menambah koneksi, memperkuat dan melatih diri dalam komunikasi organisasi. (*)