Setelah mendengar SW dan JJ benar-benar melaporkan FI,HI, HS, orang tua mereka silih berganti berdatangan. Kata maaf yang dinantikan oleh SW dan JJ, terucap. Tapi sudah terlambat. Hati kedua orang tua bocah 6 tahun itu sudah telanjur sakit. Tekad mereka untuk menempuh jalur hukum sudah bulat.
“Waktu mereka datang dan minta maaf saya mendadak budge,” ucapnya. SW sudah tidak peduli. Baginya saat ini jalur hukum yang lebih tepat. Tiba-tiba, ucapan JJ di Surabaya kembali terngiang. Ia siap mati untuk menuntut keadilan buat TA> Meskipun hanya ayah tiri.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Kami pun pamit pulang. Lambaian tangan kecil TA menutup perjumpaan kami.
Saat pulang kami kembali melewati rumah tempat kejadian memilukan itu. Rasanya tidak mampu membayangkan perasaan yang dialami TA di dalam sana. (*)