Inflasi dan Bunga Kredit Diprediksi Terjaga

Jumat 20-01-2023,08:29 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Tomy C. Gutomo

Tentu dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sektor keuangan. Serta mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha khususnya pada sektor-sektor prioritas. Seperti ekspor maupun keuangan inklusif dan hijau.

Ekonom Universitas Airlangga Gigih Prihantono mengatakan, kenaikan suku bunga itu mencerminkan ketakutan pemerintah atas perlambatan ekonomi. Terutama untuk meredam kenaikan inflasi. “Cuma, kenaikan ini bisa efektif jika seluruh saluran moneternya cukup baik,” katanya saat dihubungi, kemarin.

Risiko inflasi masih memungkinkan bisa melejit. Sebab, kata Gigih, bisa jadi biaya produksi yang meningkat. Itulah yang harus menjadi fokus bersama.

Gigih menilai, keputusan menaikkan suku bunga itu cukup kontradiktif. Harusnya tahun ini harus lebih ekspansif secara keseluruhan. Apalagi jika melihat beberapa faktor. Seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar dan neraca perdagangan yang tak terlalu bermasalah.  

Menurutnya, kenaikan suku bunga itu tak akan berpengaruh signifikan pada suku bunga kredit pada masyarakat. Ia memprediksi tak akan banyak perubahan, setidaknya hingga tiga bulan ke depan.

“Tapi, memang BI ingin berhati-hati saja karena ekonomi dunia diprediksi suram tahun ini,” terangnya. SUku bunga naik otomatis akan menggaet masyarakat untuk menyimpan uangnya di instrumen deposito. Sehingga bank pun bisa menurunkan suku bunga kredit. (*)

 

Kategori :