Couple Yoga Sekuen Yin Yang Cocok Buat Kesehatan Fisik dan Mental

Senin 20-02-2023,14:40 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Retna Christa

SURABAYA, Harian Disway - Salah ruangan di lantai 3 Java Paragon Hotel diisi sekitar 30 orang. Namun, suasana hening. Masing-masing duduk bersila di atas matras masing-masing. Dua instruktur dari Lotus Studio Surabaya, Adela Ayu dan Rina Wulandari, memimpin mereka beryoga. Di dalamnya ada sesi couple yoga, dengan sekuen yin dan yang. 

Sesi diawali dengan yin yoga. Gerakan-gerakannya lembut, berguna untuk melatih kesadaran batin, mental, serta kesehatan organ dalam. ’’Kaki kiri diluruskan ke belakang, kaki kanan ditekuk hingga menyentuh pinggul kiri,” kata Adela.

Para peserta mengikuti instruksi tersebut. Badan tetap tegak, kedua tangan di depan kaki kanan yang sedang tertekuk. Perlahan, mereka mencondongkan badan ke depan, hingga kening menyentuh matras. Posisinya seperti angsa sedang tidur. Sesuai nama gerakan tersebut, sleeping swan. Salah satu pose wajib dalam yin yoga.

Selain itu terdapat berbagai variasi gerakan saddle. Yakni reclined saddle dan half saddle. Gerakan itu berfungsi, salah satunya, untuk kesehatan lambung. ’’Di dalam tubuh terdapat garis-garis meridian. Termasuk pada lambung,’’ ujar Adel di sela memperagakan gerakan tersebut. Pose saddle berfungsi menyalurkan energi melalui garis meridian, sehingga membuat lambung atau sistem pencernaan berfungsi dengan semestinya.


PRINSIP YIN YANG muncul ketika peserta melakukan kombinasi pose child pose (bawah) dan saddle pose dalam sesi couple yoga. -Erni Prasetyo-Harian Disway-

Yin yoga juga dapat melatih kesehatan mental. Energi positif dari hasil gerakan-gerakannya membawa ketenangan dan ketentraman pikiran. ’’Kita terima dulu sensasi gerakan ini di badan kita. Lalu saat dilepaskan, sama dengan melepas emosi kita. Plong rasanya,’’ ujar instruktur 39 tahun tersebut.

Dalam yin yoga, kita harus memperhatikan napas, pikiran, dan sensasi yang dirasakan tubuh. Yin yoga juga berfungsi untuk melatih jaringan ikat tubuh yang lebih dalam seperti ligamen, tulang, sendi, dan jaringan fasia.

Pose-pose yin yoga terutama akan melatih tubuh bagian bawah. Seperti panggul, pinggul, paha bagian dalam, serta tulang belakang bagian bawah. ’’Misalnya otot manusia. Di situ ada jaringan antar otot. Antar otot kan ada jaringan penyambungnya. Jadi melalui yin yoga, kita menyentuh ke ranah itu,’’ terang Adela, co-founder Lotus Studio tersebut.

Seperti halnya konsep dualisme yang saling mengisi pada yin yang, organ tubuh manusia pun memiliki pasangannya masing-masing. Satu berunsur yin, berpasangan dengan organ tubuh berunsur yang.

Adela merinci pasangan tiap organ tubuh. Yakni: ginjal (yin) dan kandung kemih (yang), jantung (yin) dan usus halus (yang), paru-paru (yin) dan usus besar (yang), limfa (yin) dan lambung (yang), serta liver (yin) dan empedu (yang). Pasangan organ itu saling mempengaruhi dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Jika salah satunya mengalami gangguan, maka sistem pasangannya pun akan turut terganggu.

Jika yin yoga berkutat pada metode gerakan lembut, yang yoga memiliki pose-pose yang lebih keras. Lebih sulit juga. Peserta harus mengeluarkan energi ekstra. Nah, di sinilah peserta harus melakukannya berpasangan. Seperti dicontohkan oleh Adela dan Rina.

Adela memposisikan diri di bawah, melakukan pose salabhasana. Dia tengkurap, lalu kedua tangannya diarahkan ke atas. Rina berdiri di atasnya, menggenggam kedua telapak tangan Adela. Lantas dia menekuk tubuh ke belakang. Secara otomatis, tubuh Adela terangkat. Dua orang itu terlihat seperti tarik-menarik.

’’Gerakan saya ini disebut standing back dance,” ujar Rina. Gerakan itu cukup sulit bagi beberapa peserta. Widi Prasetyo, asisten Adela dan Rina, membantu pasangan-pasangan yang kesulitan.

’’Ini genggaman tangannya jangan dilepas begitu saja, lho. Bisa sama-sama terpelanting. Jangan ada dendam ya, sama temannya,’’ gurau Rina. Peserta pun tertawa. Untuk menyudahi gerakan tersebut harus perlahan. Yang di atas meluruskan badan hingga berdiri tegak. Pun dengan yang di bawah, sembari melepas genggaman dengan perlahan.


PARA peserta berpasangan melakukan berbagai pose. -Erni Prasetyo-Harian Disway-

Sesi berpasangan adalah sesi paling ceria. Paling kompak adalah Ismi Purwanti dan Imelda Bie. Ismi mampu melakukan wheel pose dengan kaki kanan terangkat. Sedangkan Imelda memegang kaki kanan Ismi, kemudian menekuk kaki kirinya ke belakang dan menyentuhnya dengan tangan kanan. Bergantian.

Bagi Ismi, mengikuti yoga memberi banyak manfaat bagi kesehatan mental maupun fisiknya. ’’Saya dulu kalau beraktivitas, olah tubuh, suka sembarangan. Sekarang setelah ikut yoga tidak begitu lagi. Misalnya, tahu posisi duduk yang benar,’’ tutur perempuan 34 tahun itu.

Sesi terakhir, Adela membimbing para peserta untuk melakukan savasana atau relaksasi. Lampu dipadamkan. Peserta diajak untuk memahami tubuhnya, merasakan apa yang ada di sekitar. Dengan kata lain untuk ketenangan batin. Pulang-pulang, badan segar, pikiran pun senang. Di rumah bisa langsung tidur pulas. (*)

Kategori :