Selasa, 14 Februari, WHO menyatakan bahwa gempa Turkiye-Suriah adalah bencana alam terburuk di Eropa selama 100 tahun terakhir. Korban jiwa mencapai lebih dari 45 ribu orang. Kisah-kisah miris mewarnai bencana itu.
’’APAKAH aku masih hidup? Apakah ini dunia..?’’ Itulah seruan yang meluncur dari bibir Menekse Tabak. Sabtu, 11 Februari 2023, lelaki 70 tahun itu ditarik keluar dari reruntuhan bangunan di kota Kahramanmaras, Turkiye.
Tabak bisa jadi bingung. Sudah lima hari ia terperangkap. Antara hidup dan mati. Siapa tahu, ia bangun di tempat lain. Bukan di dunia ini.
Tetapi, Tabak memang masih hidup. Ajaib. Keajaiban itu pula yang dialami oleh seorang gadis yang diselamatkan di Hatay. Bocah itu tidak makan dan minum selama 123 jam. Lima hari lebih. Di bawah reruntuhan gedung. Di tengah musim dingin yang beku. Menurut harian Hurriyet Online, seluruh bangunan di sekitar bocah itu luluh lantak.
Tidak hanya itu, tim penyelamat juga menemukan seorang wanita hamil pada Jumat, 10 Februari 2023. Memang, korban-korban selamat terus ditemukan. Meskipun, seiring bertambahnya hari, kemungkinan selamat makin lama makin menipis. Korban tewas pun terus bertambah. Hingga mencapai lebih dari 45 ribu orang.
Karena itu, Turkiye—juga Suriah—perlu lahan pemakaman yang luas. Yang jadi pilihan adalah ladang kapas di Antakya, Provinsi Hatay, Turkiye.
BOCAH PENJUAL gula kapas tersenyum di depan reruntuhan gedung di Atarib, Aleppo, Suriah, 14 Februari 2023.-AAREF WATAD-AFP-