SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tema characterpreneurship menjadi perbincangan yang menarik. BEM Fakultas Hukum Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) menuangkannya dalam talkshow, kemarin, Kamis 23 Februari 2023. Bersama founder Harian Disway Dahlan Iskan.
Bertajuk Mewujudkan Character Preneurship di Hari Kasih Sayang Berlandaskan Core Value: Jujur, Tanggung Jawab, dan Peduli itu, uraian Dahlan sangat menginspirasi. “Di dunia ini, ada banyak orang pintar, orang kaya, orang punya uang, orang punya jabatan. Tetapi masing-masing yang membedakan itu memang karakter,” ucap Dahlan yang menjadi pembicara pertama dalam acara yang berlangsung di Ruang Vidya Loka 3, UKDC. Mantan Menteri BUMN itu menambahkan, menumbuhkan karakter harus dilatih. Salah satu caranya adalah menjadi aktivis mahasiswa. BACA JUGA:Penghargaan Jamban Umum Terbaik Surabaya 2022 oleh UKDC untuk 5 Bank BACA JUGA:Survei Anies Baswedan Nomor 3 Jadi Penyemangat PKSFounder Harian Disway, Dahlan Iskan ketika memaparkan materi dalam talk show yang diadakan oleh FH UKCD pada Kamis, 23 Februari 2023-Moch Sahirol Layeli- Dahlan mendukung mahasiswa yang memiliki berbagai aktivitas di luar kelas. Bahkan ia menyarankan kepada Rektor UKDC Romo Adrian Adirejo untuk memberikan aktivitas kemahasiswaan sebanyak-banyaknya. “Karena dengan Anda menjadi aktivis, ilmu yang Anda dapat dari kegiatan itu bisa jauh lebih banyak daripada ilmu yang didapat dari ruang kuliah,” ucap pria kelahiran Magetan, 1951 itu. Dengan melakukan berbagai aktivitas di luar kelas, mahasiswa akan dituntut memiliki rasa tepa salira. Yang menurut KBBI diartikan sebagai sikap dapat merasakan (menjaga) perasaan (beban pikiran) orang lain sehingga tidak menyinggung perasaan atau dapat meringankan beban orang lain. Aktivis mahasiswa akan terlatih menghargai pendapat orang lain, mampu bekerja keras, serta terbiasa menyelesaikan mencari solisi atas konflik. “Banyak orang pintar dan sukses, tapi dia ditiadakan oleh komunitas. Begitu Anda tidak bisa diterima oleh masyarakat dengan segala pengertian, maka untuk apa hidup?” ucap mantan Dirut PLN itu.
Adrian Adirejo, Rektor UKCD ketika mengisi materi dalam Talk Show yang diadakan oleh FH UKCD Kamis, 23 Februari 2023-Moch Sahirol Layeli- Rektor UKDC Romo Adrian Adirejo sepakat dengan pandangan Dahlan itu. Mahasiswa yang menjadi akrivis memang lebih siap terjun ke masyarakat usai kuliah. “Asumsinya, setiap orang pasti memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada orang lain. Orang lain pun bisa menerima sesuatu dari orang lain,” ucapnya. Menurutnya, Mewujudkan Character Preneurship di Hari Kasih Sayang Berlandaskan Core Value: Jujur, Tanggung Jawab, dan Peduli itu harus diwujudkan dengan berbicara tentang kejujuran. Berbicara tentang kebenaran. "Kebenaran ini memiliki nilai yang sangat tinggi dan kuat. Sebab kebenaran lebih dari sekadar persetujuan satu dengan yang lain,” kata Romo Adrian. Menurutnya, mahasiswa yang aktif berkegiatan sudah memiliki pondasi kuat bermasyarakat. Dan yang terpenting mereka memberikan pengaruh positif di dalam dan luar kampus. Namun, sebelum memberikan pengaruh, ia mengajak semua peserta memikirkan dasar dari pengaruh itu. Apakah itu didasarkan pada kepentingan pribadi, kepentingan golongan, atau didasarkan pada kebenaran yang akan dicari bersama-sama. BACA JUGA:Tuntutan 3 Tahun untuk 135 Nyawa Korban Kanjuruhan BACA JUGA:Medina Zein Dituntut 2 Tahun 4 Bulan, Uci Flowdea Happy Tepa selira yang disebut Dahlan itulah yang harus ditonjolkan. Saling mendengarkan pendapat yang dimaksud bukanlah sekadar mendengarkan menggunakan telinga. “Namun, berusaha benar-benar melihat dengan kesadaran bahwa saya terbatas,” ucapnya. “Jadi, ketika kita mendengarkan, kita juga diubah oleh orang lain. Dengan menyampaikan pandangan ini, Saya berharap orang lain yang mendengarkan juga bisa diubah dan diperkaya,” lanjut Romo Adrian. Ia mengatakan bahwa salah satu nilai yang dijunjung tinggi oleh UKDC adalah kejujuran. Sebab ketika seseorang jujur, ia bisa melihat realitas sebagaimana adanya. “Nah, harapannya para mahasiswa juga dengan hidup dalam kondisi kejujuran ini, mendekati realitas. Sebagaimana adanya dengan belajar, praktek, saling mendengarkan satu sama lain, dan bisa bertumbuh menjadi manusia yang bijaksana. Dengan demikian, kita sungguh-sungguh bisa berkontribusi dalam masyarakat,” harap rektor. (Umaimah ‘Iffat)