SURABAYA, HARIAN DISWAY- Awan menutupi langit. Mendung. Bahkan dari puncak tertinggi Kota Surabaya, hilal belum dapat terlihat. Demikian gambaran Rukyatul Hilal yang dilakukan di rooftop One Icon Residence Surabaya pada Rabu, 22 Maret 2023. Diihadiri Kementerian Agama (Kemenag) Surabaya beserta perwakilan organisasi keagamaan serta Building Manager One Icons.
Bangunan pencakar langit yang telah beroperasi sejak 2018 ini, telah dua tahun lamanya dijadikan tempat untuk memantau Hilal. Kementerian Agama bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mencari lokasi strategis melihat Hilal. “Salah satu alasannya karena ini (One Icon) merupakan gedung tertinggi di Surabaya dengan total 55 lantai, makanya kami sebut one icon atau iconnya surabaya” Ujar Eko Prabowo selaku Building Manager One Icons.
Total penomoran lantainya mencapai 55, dengan ketinggian mencapai 198,2 Meter. Pemandangan dari rooftop begitu menakjubkan, luasnya Kota Surabaya terlihat seperti sebuah miniatur.
Meski pemandangannya begitu memukau, rooftop One Icon tidak bisa sembarangan diakses. Menimbang dari faktor keselamatan bersama, event yang bisa diadakan diatas kondominium ini amat terbatas. “Kami men-support acara Rukyatul Hilal ini, karena sifatnya yang sangat penting untuk umat muslim. Tapi tetap ada batasan seperti jumlah partisipan” lanjut Eko.
Penjagaan selama acara berlangsung terbilang ketat, tidak semua bagian rooftop dapat diakses oleh tamu undangan. One Icon Residence bisa dikatakan sebagai hunian elite. Bangunannya terkoneksi langsung dengan Tunjungan Plaza 6. Lokasinya berada di segitiga emas Surabaya, dengan fasilitas penunjang aktivitas yang lengkap.
Sangat strategis mengingat lokasinya yang berada di landmark Surabaya. Tol terdekat hanya berjarak 5 km (Dupak 3), dan jarak dari rumah sakit terdekat hanya 3,6 km (RS Adi Husada Undaan).
Meskipun Di Surabaya Hilal belum terlihat, tapi di sebagian titik sudah terlihat. “Saya meminta persetujuan seluruh organisasi keagamaan untuk hasil hari ini agar kita terima. Kelihatan atau tidak yang terpenting ialah ikhtiar,” ujar KH Pardi selaku Kemenag Kota Surabaya, pada 23 Maret lalu. (*)