Sugiri menceritakan, ide itu berasal dari pertemuannya dengan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Kiai penuh kharisma itu datang ke bumi reog untuk menutup rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, Kecamatan Mlarak, 30 Oktober 2022.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Malang tersebut meminta Kang Giri menguatkan karakter santri di Ponorogo. KH Marzuki khawatir dengan masa depan generasi muda yang hidup di era internet. Kalau salah mengarahkan, mereka bisa tersesat.
Sugiri sadar betul dengan tantangan zaman itu. Ponorogo memang mendapat julukan kota santri dengan 112 pesantrennya. Namun, kasus kenakalan remaja mulai merisaukan. ‘’Saya diminta membuat peraturan tentang SMP rasa MTs, akhirnya terbit perbup tentang penguatan karakter berbasis agama itu,’’ ujar Sugiri. Perbup itu dilanjutkan pada tahun ajaran berikutnya.
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Rencana Bentuk BUMD Pariwisata (17)
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: UMKM Naik Kelas di Monumen Peradaban (16)
Siswa kelas 9 SMPN 6 Ponorogo, Fawwav Endin Alfiansyah, sedang mempersiapkan diri untuk kelulusannya. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ia juga mengikuti program menghafal Alquran tersebut.
Endin sudah menghafal lebih dari 30 surat di Juz Amma. “Kurang lima lagi yang belum lancar,” ujar siswa yang juga pengajar tari SMAN 2 Ponorogo itu. Ya, Endin memang masih SMP, namun sudah mengajar tari untuk siswa yang lebih senior.
Dalam urusan tari, pelajar berusia 16 tahun itu jauh lebih senior. Makanya, murid-muridnya yang lebih tua begitu nurut dan menghormati Endin.
Siswa SMPN 9 Ponorogo Fawwav Endin Alfiansyah mengajar tari untuk siwa SMAN 2 Ponorogo di Pendapa Agung, 1 Mei 2023.-Boy Slamet/Harian Disway-
Penulis menemuinya di Pendapa Agung dengan puluhan siswa, 1 Mei 2023. Kalau sedang tidak mengajar, Endin memanfaatkan waktunya untuk menuntaskan hafalan.
Siswa asal Kecamatan Sawoo merasa beruntung. Sebab sejak kecil ia sudah dibiasakan menghafal surat pendek di TPQ. Budaya mengaji masih kuat di Ponorogo. Meski tidak nyantri di pesantren, anak-anak kecil diwajibkan mengaji sejak TK. Beberapa temannya bahkan sudah hafal dan siap diuji. “Yang hafalannya belum banyak. Didampingi terus sama guru agama di sekolah,” jelasnya.
Kang Bupati mencita-citakan generasi penerus Ponorogo memiliki karakter agama yang kuat. Mereka tak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga spiritual. Akhlak santri harus membumi meski mereka tidak sekolah di pesantren atau madrasah.
Endin mungkin bisa jadi gambaran pemuda yang diidamkan Kang Giri. Selain menjadi penghafal Al Quran, ia juga menjadi garda terdepan pelestarian budaya Ponorogo. Paket lengkap. (Salman Muhiddin)
Bisa Tari dan Reog Bebas Ujian Sekolah, baca besok… (*)