Geliat Bangun Kota Reog: Rencana Bentuk BUMD Pariwisata (17)

Geliat Bangun Kota Reog: Rencana Bentuk BUMD Pariwisata (17)

Kantor terpusat Kabupaten Ponorogo yang terletak di utara alun-alun.-Boy Slamet/Harian Disway-

Saat Bupati Sugiri Sancoko menjabat, Pemkab Ponorogo cuma punya dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PDAM Tirta Katong di bidang air dan Perusahaan Daerah Sari Gunung (PDSG) di urusan tambang. Padahal di daerah lain, jumlah perusahaan daerah (PD) bisa sampai sembilan. Tak masalah. Sugiri bikin sendiri BUMD baru.

Dalam urusan diridai atau tidak diridai oleh Allah, masuk surga atau neraka, tersesat atau tidak tersesat, bersertifikasi Muslim atau kafir, tidak ada manusia yang bisa memastikan dan dipastikan. Tidak berposisi untuk menuduh kafir, bahkan tidak berposisi untuk meyakini diri Muslim. Semua manusia berada di tahap “Ihdinas-siratal mustaqim”.

Pernyataan pendek itu ditulis Emha Ainun Najib, 7 Desember 2017. Apa kaitannya dengan Bupati Sugiri Sancoko? “Ya itu pegangan hidup saya. Ihdinas-siratal mustaqim (tunjukkanlah kami jalan yang lurus, Red),” ujar Kang Giri lalu meletakkan gitarnya di kursi halaman belakang Pendapa Agung Ponorogo, Kamis, 6 April 2023.

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: UMKM Naik Kelas di Monumen Peradaban (16)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Pasar UMKM Sejuta Umat (15)

Kang Giri jadi lebih serius setelah ditanya kalimat yang menjadi pegangan hidupnya. Ia menerangkan arti mendalam Surat Al Fatihah ayat 6 itu. Tuhan memosisikan manusia untuk selalu meminta petunjuk. Sebab manusia tempatnya salah. Kalimat itu dibaca setiap hari ketika salat.


Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko memainkan gitar di halaman belakang Pendapa Agung.-Boy Slamet/Harian Disway-

“Dan jalan yang kita minta, sering kali tidak terwujud. Ditakdirkan lain. Dan sejatinya, itulah yang kita butuhkan. Itu siratal mustaqim yang saya pegang,” kata Sugiri lalu melanjutkan kisah hidupnya. Ia meniti karir sebagai wartawan lalu jadi pengusaha reklame. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, ia terjun ke dunia politik. Eh, ndilalah malah jadi anggota DPRD Jatim periode 2009–2014, dan 2014–2015.

Di periode keduanya, Sugiri ia tak menuntaskan jabatan di dewan. Ia didorong maju ke Pilkada Ponorogo. Hasilnya kalah dengan Ipong Muchlissoni-Soedjarno. Perolehan suaranya 205 ribu dibanding 219 ribu.

Sugiri menghilang dan pergi ke Aceh. Di sana, ia bertani jagung bersama beberapa rekan dari Jatim. Siapa tahu takdirnya bukan di politik, tapi di bisnis pertanian. Rupanya hasil jagung tak seberapa. Kalah dengan tiket pesawat Surabaya-Aceh yang cukup fantastis. 

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Sunarto, Jenderal UMKM Ponorogo (14)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Program Sate Kopok Lahirkan UMKM (13)

Muncul tawaran untuk menetap di Sumatera. Ia dipinang untuk jadi calon Wakil Bupati Banyuasin di Sumatera Selatan. Kawasan itu banyak dihuni transmigran asal Ponorogo. Sugiri sempat turun ke berbagai desa. Ending-nya, batal dapat rekom.

“Ternyata Gusti Allah menyiapkan takdir lebih baik. Malah jadi bupati Ponorogo,” katanya sambil geleng-geleng. Secara hitungan, lawannya berat. Ipong yang mengalahkannya di Pilkada 2015 berstatus incumbent yang tentu sulit dikalahkan. 

Sumber: