Peristiwa pilu pertama itu mengendap dalam benaknya, menjadi pemicu awal pikiran-pikirannya kelak. Bahwa ada hal-hal lain yang memaksa seseorang bermusuhan satu sama lain. Ada satu kekuatan besar yang mengkotak-kotakkan masyarakat.
Diskriminasi itu tak hanya diterima saat tinggal di Putro Agung. Soe Tjen kembali mendapatkan pengalaman tak menyenangkan saat dia bersekolah. (Heti Palestina Y-Guruh Dimas Nugraha) Indeks: Diejek anak tapol, anak komunis pendosa, baca besok...