Perjalanan Magang Sebagai Pewarta Foto di Harian Disway

Rabu 24-05-2023,00:09 WIB
Oleh: Elvina Talitha Alawiyah

Program Magang Kampus Merdeka Belajar (MBKM) dari Menteri Mendikbud Ristek Nadiem Makarim membawa saya ke Harian Disway. Di media milik Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, itulah saya mengenal foto jurnalistik.

Dasar-dasar teori yang saya pelajari di jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya bisa diterapkan di lapangan. Dan teryata ada banyak sekali pengalaman yang tidak bisa didapat di bangku kuliah.

Saya, Elvina Talitha Alawiyah memulai perjalanan magang sebagai Fotografi Jurnalistik di Harian Disway semenjak 27 Februari 2023 lalu. Meski baru dua bulan, banyak pengalaman dan keuntungan yang didapatkan. Salah satunya relasi antar pewarta foto dan narasumber.

Awal mula menjadi pewarta foto di Harian Disway, saya  mengalami kebingungan yang luar biasa. Ternyata menjadi jurnalis foto harus peka terhadap momen. Tidak boleh telat. Kami bisa memotret secara lepas apabila tidak ada orderan dari reporter.

Akan tetapi tidak perlu khawatir, rasa bingung itu hanya berangsur sebentar. Hanya dua-tiga hari pertama magang, selebihnya bisa menyesuaikan melalui bimbingan dan pengarahan langsung dari fotografer senior di Disway News House: Pak Boy Slamet dan Julian Romadhona.

Kami digembleng, seorang jurnalis foto perlu memahami rubrik foto yang dibutuhkan oleh penulis berita atau reporter. Sebab alur kerja seorang fotografer dan reporter saling berkaitan. Apa yang difoto, harus sesuai dengan berita. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. 

Apalagi, foto yang diambil  harus dapat berbicara sesuai fakta dari peristiwa yang terjadi. Sehingga foto dapat menghidupkan satu tulisan. Bahkan ada juga rubrik kisah lensa. Fotonya banyak dan bercerita, namun artikelnya cukup pendek. 

Bekerja di lapangan ternyata berbeda dengan hunting foto mandiri. Hal yang harus diperhatikan adalah  baterai kamera. Harus sedia lebih dari satu. Kalau baterai sampai ketinggalan, maka "kiamat" lah sudah liputan yang sudah direncanakan. Bisa kehilangan momentum.

Namun, kami juga diajari memotret menggunakan kamera ponsel. Kecanggihan teknologi membuat kamera HP sudah mumpuni. Namun, ada tips dan trik yang diberikan agar foto tetap menarik.

Memori kamera juga harus ready. Kalau bisa bawa cadangan. Sedangkan flash juga diperkukan untuk memotret kegiatan di dalam ruangan yang kurang cahaya. Dan yang terakhir tak kalah penting: mood saat memotret harus bagus. Sebab, itu akan

Magang di Harian Disway tak hanya meliput peristiwa di Surabata saja. Kami juga diajak keliling ke luar kota untuk berbagai kegiatan. Misalnya lomba babinsa Brawijaya Awards se-Jatim.

Harian Disway juga punya acara Surabaya Tourism Awards (STA) 2023 melalui kerjasama Pemerintah Kota Surabaya dan Universitas Ciputra. Dari dua acara itulah, fotografer bisa membangun jaringan dengan berbagai orang dengan latar belakang yang beragam.

 
Tim penjurian Brawijaya V/ Awards -dok-

Tidak terbayangkan sebelumnya, pada tanggal 17-20 Mei saya berkesempatan mengelilingi Jawa Timur untuk mengikuti peliputan kegiatan Brawijaya V/ Awards itu. Rupanya peserta magang dipercaya untuk terlibat di acara super besar itu.

Padahal, proses magangnya belum lama. Andai, pengalaman itu terpupuk bertahun-tahun maka, kami tentu bakal lebih mahir. Kendati begitu, bekal yang kami dapat bakal sangat terpakai di kehidupan profesional mendatang. Terima kasih, Harian Disway! (Elvina Talitha Alawiyah)

Kategori :