SURABAYA, HARIAN DISWAY - Persebaya tidak bisa berlatih di Lapangan THOR dan Tambaksari. Persoalan itu diungkapkan Manajer Persebaya Yahya Alkatiri. Bahkan ia menyebut satu nama yang dianggap menghambat: Doni dari PT Virama Karya.
“Lapangan latihan ini, ada masalah lah, tetapi saat ini kami sudah tahu. Ternyata setelah kami tanya-tanya ada satu nama yang menurut kami agak melarang-larang terus dari PT Virama Karya: Mas Doni,“ ucapnya.
Ia juga menelusuri bahwa perusahaan itu adalah BUMN. Perusahaan itu bergerak di bidang konsultansi konstruksi. Nah, mereka lah yang menjadi konsultan proyek-proyek stadion yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang seharusnya digelar 20 Mei hingga 11 Juni 2023 itu.
BACA JUGA:Ripal Wahyudi Tampil Memesona di Surabaya 730 Game
BACA JUGA:Persebaya Kalahkan Bali United di Surabaya 730 Game
Anda sudah tahu: Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Ribut-ribut soal penolakan Timnas Israel jadi pemicunya. Perbaikan stadion dibantu APBN. Aset Pemkot Surabaya itu tak bisa dipakai bahkan oleh pemkot sendiri gara-gara ganjalan di birokrasi. Pemkot pun harus meminta izin ke PUPR agar Stadion GBT bisa dipakai untuk laga Persebaya-Bali United 28 Mei lalu.
Selebrasi M. Iqbal setelah menjebol gawang Bali United. Persebaya memenangi laga ini dengan skor 3-1 di Gelora Bung Tomo, 28 Mei 2023. -Sahlul Fahmi for Disway-
PT Virama Karya menjadi konsultan proyek perbaikan Gelora Bung Tomo (GBT), Gelora 10 November (Stadion Tambaksari), dan Lapangan Tot Heil Onzer Ribbenkast (THOR). Masa kontrak mereka sampai 20 Juni 2023.
Masalah muncul ketika Persebaya berharap bisa berlatih di THOR atau Tambaksari yang ada di tengah kota. Lebih dekat dengan mess pemain. “Kalau mess-GBT, mess-GBT, pemain Persebaya lama-lama bisa tipes pak. Kami harap perhatiannya Pak Erick Thohir (menteri BUMN sekaligus ketua PSSI, Red),” harap Manajer EPA Persebaya U-20 yang meraih Juara Liga 1 U-20 2019 itu.
Selain itu, Yahya Alkatiri mengatakan bahwa rumitnya birokrasi stadion tidak hanya berimbas ke Persebaya. Ada banyak klub fun football yang berhak atas fasilitas olahraga yang dibangun lewat duit pajak itu.
BACA JUGA:Meneladani Etos Kerja Jepang dari Sho Yamamoto
BACA JUGA:M. Hidayat Sepakat Bertahan di Persebaya
Yahya juga mengingatkan bahwa Persebaya menyumbangkan banyak kontribusi ke Tim Nasional. Namun, pemain-pemain itu justru harus terhambat latihannya gara-gara masalah birokrasi.
“Saya sudah tanya dari Dispora (Surabaya), mereka welcome. Kemarin, alasan Kementerian PUPR. PUPR klir, sekarang ada PT Virama Karya,” sambung Yahya. Ia meminta agar PT Virama Karya tidak lagi menghambat pemakaian lapangan tersebut.
Klarifikasi PT Virama Karya