Tatapan mata Romo Dukun Puja menerawang. Ungkapan itu juga dirasakan warga Tengger yang lain, yang berkumpul di perapian kecil. Mata mereka pun menyuarakan harapan yang sama. Hanya, mereka cuma bisa pasrah. Mereka minoritas. Minoritas yang tetap menjaga nyala api tradisi.
“Bukan melarang, ya. Silahkan pengunjung datang ke Bromo. Tapi mungkin jika saat upacara Yadnya Kasada, biarkan kami, warga Suku Tengger, dapat beribadah dengan tenang. Hanya saat itu saja,” pungkas pria 35 tahun itu.(Guruh Dimas Nugraha)