Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November Surabaya, menjadi Juara 1 Surabaya Tourism Awards 2023, kategori objek wisata kreatif dan inovatif. Sejak pemerintah gencar mengagungkan program Ayo ke Museum pada 2004, manajemen terus berinovasi mengikuti dinamika zaman.
Tugu Pahlawan, menjulang dengan tinggi 41,15 meter. Dibangun pada tahun 1952 oleh Presiden Soekarno. Tugu runcing itu menjadi simbol penghargaan bagi pahlawan-pahlawan yang gugur dalam pertempuran 10 November 1945, saat tentara bersama rakyat Surabaya mengusir Belanda dan sekutunya: Inggris.
Desain arsitektur Tugu Pahlawan Surabaya memadukan gaya klasik Indonesia dengan sentuhan arsitektur kolonial Belanda. Pada bagian bawah tugu terdapat lima pintu masuk yang melambangkan Pancasila, dasar negara Indonesia. Di sekelilingnya terdapat relief-relief yang menggambarkan adegan pertempuran dan aksi heroik para pahlawan Surabaya. Struktur monumen ini terbuat dari beton bertulang dengan lapisan marmer di bagian luarnya, memberikan kesan elegan dan keanggunan yang tak terhingga.
Ketika melihat Tugu Pahlawan Surabaya dari dekat, kita dapat merasakan keheningan dan kedamaian di sekitarnya. Lapangan hijau yang luas dan pepohonan yang rindang menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi pengunjung yang datang untuk mengenang dan menghormati para pahlawan.
BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Menembus Lorong Waktu Museum Pendidikan (3)
BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Water Front City di Kampung Wisata Jambangan (2)
Tour Guide Museum Sepuluh Nopember menerangkan kisah perjuangan pada perang revolusi ke siswa-siswi SDN Banjarwungu 1 Sidoarjo, Rabu, 21 Juni 2023.-Sahirol Layeli/Harian Disway-
Tugu Pahlawan Surabaya tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga menjadi tempat bersejarah yang penting bagi masyarakat. Setiap tanggal 10 November, peringatan Hari Pahlawan, ribuan orang berkumpul di sekitar tugu untuk mengikuti upacara peringatan dan mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Kalau hanya mengandalkan narasi sejarah dan koleksi, tentu tugu Pahlawan bakal sepi pengunjung. Pengelola harus terus berinovasi untuk menepis stigma: museum tempat yang membosankan.
Karena itu, beberapa komunitas pencinta sejarah diberi ruang untuk menggelar drama kolosal. Bahkan hampir setiap bulan mereka tampil. Kisah dan tokoh yang diperankan pun berganti-ganti agar penonton selalu penasaran.
Keseruan tentu juga didapatkan di dalam museum yang penuh koleksi dan diorama yang sangat nyata. Sangat cocok untuk pembelajaran siswa-siswi hingga mahasiswa.
Fase pertama, di lantai paling dasar, wisatawan akan merasakan momentum Proklamasi lengkap dengan pidato Bung Karno. Di fase berikutnya, wisatawan akan diajak merasakan hebatnya perjuangan Arek Surabaya melawan penjajah yang dipimpin oleh Bung Tomo. Dikemas apik oleh manajemen di bawah UPTD Tugu Pahlawan, melalui audio pidato Bung Tomo selama 4 menit 21 detik. Orang dapat mencermati dan merasakan kekuatan orasi dari sang jurnalis tersebut.
"Nah, lewat audio itu, kita belajar pentingnya nilai-nilai keberagaman dan kebhinekaan. Yang terlibat pada pertempuran 10 November berasal dari berbagai latar belakang, daerah, suku, dan etnis," kata Kreator Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember M. Triatmanto Agus.
Murid SDN Banjarwungu 1 Sidoarjo melihat foto-foto tempo doeloe di Museum Sepuluh November. -Sahirol Layeli/Harian Disway-
"Rekonstruksi rumah Jihad juga ditampilkan di sana," tambahnya. Masuk Fase tiga, pengunjung dapat melihat koleksi senjata-senjata peninggalan perang revolusi.