MOJOKERTO, HARIAN DISWAY – Graha Nuswantara, Universitas Islam Majapahit, Mojokerto. Ruang itu tampak semarak dengan aktivitas seni.
Dua mahasiswa seni rupa UNESA, Naufal Rifqi dan Novan Rafly melukis on the spot. Mural di atas papan sepanjang 2,5m x 1m. “Kami melukis mural gaya manga Jepang klasik. Sebagai pemanis ruangan saja,” ungkap Rifqi.
Di sebelah utara ruangan terdapat instalasi pintu gebyok khas Jawa. Separuhnya ditutup kain hitam. Panggung kecil, beberapa tripod terpasang. Sebagai penyangga karya-karya seni rupa milik Dinda Andrianti.
Para perupa itu adalah bagian dari Festival Seni Majakarta Art. Diinisiasi oleh Saklar Collaborative Movement. Memadukan berbagai pertunjukan seni. Mulai dari seni rupa, teater dan musik.
Acara itu bertujuan untuk menyemarakkan dunia seni di Mojokerto. “Sebagian besar yang tampil adalah seniman Mojokerto. Selebihnya, kami mengundang seniman dari berbagai daerah,” ujar Oki Tama, koordinator acara.
Dari Surabaya, terdapat komunitas Teater Kusuma dari Untag, yang mementaskan lakon berjudul Mencari Semar. Serta Teater Gemintang dari Universitas Ciputra, mementaskan lakon berjudul Perempuan dan Cintanya.
“Kami membawakan tokoh Semar, dengan konteks Pemilu 2024, beserta konfliknya dan sebagainya,” ujar Muhammad Andika Damar Maulana, dari Teater Kusuma. Dalam pementasan itu, ia berperan sebagai Gareng.
Sedangkan Miftachul Rozaq, pemeran Bagong dari Teater Kusuma, menyebut bahwa Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang berjiwa pengayom. “Seperti Semar yang memiliki sifat mengayomi,” ungkap pria 21 tahun itu.
Teater Gemintang dari UC, mengangkat tema pergaulan bebas, masalah keluarga, serta gender equality.
“Temanya cinta sedarah. Aktor pria dan wanita menjalin hubungan yang telah melampaui batas. Tapi tak tahu bahwa sebenarnya keduanya masih sedarah. Beda ibu, satu ayah,” ujar Schatzi Ardita, salah satu aktor.
Pementasan tersebut merupakan trailer dari pentas yang akan diselenggarakan pada 17 Juli, di Dian Auditorium UC. “Jadi pentas di UNIM ini tak utuh. Sebatas trailer saja. Kalau ingin yang full, bisa hadir di UC pada tanggal 17,” ungkap Erika Nur Jannah, kru pementasan.
Dari tuan rumah, Teater UNIM, menampilkan lakon Ayahku Pulang. Ada pula aktor monolog Dhimas Adi Putra, yang mementaskan Laki-laki dalam Sumur.
Teater Sabit, penampil dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mementaskan tarian berjudul Remo Rek. Tari modifikasi remo khas Jawa Timuran.
Secara keseluruhan terdapat 11 penampil dalam Festival Seni Majakarta Art. Pertunjukan berlangsung sejak pukul 18.00 hingga 21.00 WIB. (Guruh Dimas Nugraha)