SURABAYA, HARIAN DISWAY – Harian Disway menggarap tema ulang tahun ketiga, JUL4 JULI Surabaya Heritage, secara total. Di sela open house di kantor Harian Disway, Jalan Walikota Mustajab 76 itu, tamu-tamu diajak keliling Surabaya naik bus wisata.
Ya, Harian Disway mendapatkan pinjaman bus Surabaya Shopping and Culinarry Track (SSCT) milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya. Busnya berwarna orange, bergambar beberapa landmark Surabaya.
Tur selama sejam itu dipandu oleh Rafif Rizkiawan, mahasiswa Universitas Airlangga juruan Sejarah. Ia sedang magang sebagai wartawan di Harian Disway. Dandanan Rafif sudah sesuai betul dengan tema: vintage. Ia memakai kemeja putih yang dikancing sampai atas, celana krem dan suspender, serta topi pet.
BACA JUGA: Serba-Vintage di Ulang Tahun Ketiga Harian Disway
RAFIF RIZKIAWAN, mahasiswa yang magang di Harian Disway, menjadi tour guide buat para tamu ulang tahun Harian Disway.-Yulian Ibra-Harian Disway-
’’Tur kita mulai dari kawasan Simpang. Kalau Anda kenal kawasan ini sebagai jalan Pemuda, dulu ini termasuk jalan Simpang,’’ kata Rafif ketika bus melintas di depan Delta Plaza. ’’Mal ini dulunya rumah sakit Simpang,’’ imbuhnya.
BACA JUGA: Super-Banyol, Grup Ludruk Luntas Hibur Tamu Ulang Tahun Harian Disway
Bus belok kanan, melintasi Jalan Yos Sudarso. Belok kiri ke Ketabang Kali. Menyusuri Kalimas. Menurut sejarah, dulunya kantor Gubernur Jawa Timur alias Gedung Grahadi menghadap ke sungai. Karena para pejabat gemar ngeteh sambil menikmati semilir angin sore di tepi sungai.
’’Ternyata pejabat jaman dulu udah jadi anak senja,’’ celetuk Rafif. Ia berusaha mencairkan suasana dengan bercanda.
Lanjut ke Genteng Kali, bus melintasi Gedung Cak Durasim. Yang dibangun untuk menghargai jasa seorang seniman besar Surabaya, Cak Durasim. Di sebelahnya ada Siola. Bangunan yang bisa dianggap sebagai mal pertama di Kota Pahlawan.
’’Dulu gedung ini namanya Whiteaway Landlaw. Tapi setelah dibeli seorang pengusaha pada tahun 60an, diubah jadi Siola. Singkatan dari nama pemiliknya,’’ jelas Rafif.
Ia juga menjelaskan sejarah patung Cak Madun, yang ada di depan Siola. Patung itu menggambarkan seorang pria berselempang sarung dalam posisi merunduk. Tangan kirinya mengepal ke depan. Sedangkan tangan kanannya membawa bambu runcing. Patung itu jadi lambang keberanian arek-arek Suroboyo menghadang tentara Inggris di pertempuran 10 November.
Jalan terus ke kawasan Bubutan, bus melintasi Museum Dr Soetomo, Tugu Pahlawan, dan Kantor Pos Kebonrojo. Kantor pos bersejarah itu dulu adalah SMA buatan Belanda. Presiden RI pertama, Soekarno, lulus dari sekolah tersebut.
BACA JUGA: Open House Tjap Go Meh Harian Disway; Unjuk Bakat Seru di Backyard
BACA JUGA: Open House Tjap Go Meh Harian Disway, Sepiring Lontong Simbol Asimilasi
Banyak info yang baru didengar peserta tur dari perjalanan singkat itu. Tapi tak sedikit pula yang mengajak bercanda. ''Kalau sekolahnya Bunda Maia (Maia Estianty, Red) di mana, Mas?'' Seorang peserta bertanya. Rafif ngeles dengan cerdik, ''Itu kebetulan tidak ada di literatur yang saya pelajari.''