Oksigen Arief Harsono

Selasa 25-07-2023,16:49 WIB
Reporter : Arif Afandi
Editor : Yusuf Ridho

BAGI keluarganya, Arief Harsono bukan hanya pendiri industri oksigen pertama di Indonesia. Melainkan, ia adalah oksigen itu sendiri. Yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang meski telah meninggalkan dunia fana.

Arief sebagai sumber kehidupan terasa dalam peluncuran buku biografinya pekan lalu. Yang dihadiri banyak tokoh dan koleganya. Mulai pejabat pemerintahan, akademisi, pengusaha, hingga tokoh masyarakat. Keluasan kiprahnya terlihat dari mereka yang hadir.

Acara yang berlangsung di ballroom Novotel Samator Surabaya itu menjadi cermin kehidupan seseorang. Bahwa kebaikan yang ia semai semasa hidup bisa dipanen anak-anak dan cucunya. Juga, bisa dinikmati banyak orang.

BACA JUGA:Mendiang Arief Harsono: Saban Hari Swab, Tetap Tembus

BACA JUGA:Samator Indo Gas Catatkan Penjualan Kuartal I 2023 Sebesar Rp 678,578 Miliar

BACA JUGA:Ini Menu dan Harga Bukber di Ramadan Heritage Novotel Samator Surabaya Timur

Arief Harsono adalah pendiri Samator Group. Industri oksigen yang kini telah merambah ke bisnis lainnya. Mulai alat kesehatan sampai properti. Kini hampir 4 ribu orang beserta keluarganya bergantung pada bisnis yang dirintisnya.

Perjalanan hidup Arief direkam dalam biografi berjudul Pengabdian Tanpa Batas, Kisah Perjuangan Hidup Bapak Oksigen Indonesia. Biografi itu ditulis Alberthiene Endah berdasar penuturan istri dan anak-anaknya. Cara penulisan buku biografi yang tak biasa.

”Biasanya buku biografi ditulis ketika yang bersangkutan masih hidup. Ini kami menuliskannya ketika beliau sudah tiada. Untung, anak-anaknya telah merekam kehidupan bapaknya dengan baik,” ujar Alberthiene, penulis biografi banyak tokoh di Indonesia itu.

Anak dan cucu Arief Harsono mengenakan pakaian adat Jawa saat peluncuran bukunya. Yang pria memakai beskap dan belangkon. Sedangkan yang perempuan mengenakan kebaya. Rachmat Harsono, putra sulungnya, menjadi sosok pengganti ayahnya di malam itu.

Ada pertunjukan teatrikal menggambarkan perjalanan perjuangan Arief. Mulai masa kecil sampai berhasil membangun ”kerajaan bisnis” Samator Group. Mulai saat berdagang kopra hingga menjalankan bisnis modern dengan bahan baku tanpa batas: udara atau oksigen. Industri yang telah menyelamatkan puluhan ribu nyawa saat pandemi Covid-19. 

Arief tergolong pengusaha beruntung. Dua kali nyawanya di ujung tanduk dalam perjuangannya menapaki tangga sukses membangun bisnis. Di usia muda, nyawanya hampir tak tertolong ketika tubuhnya tersambar gelombang laut saat menaiki kapal Damsole di perairan Sulawesi. Beberapa saat terapung di laut yang ganas. Saat berdagang kopra setelah lulus SMA.

Ketika Samator dengan bisnis gas industrinya mulai menanjak, nyawanya nyaris tercabut. Ia dirampok dua orang asing. Dengan senjata. Berhadap-hadapan di ruang kantor sederhana di kawasan Jalan Kusuma Bangsa. Setiap saat nyawanya bisa melayang oleh senjata yang ditodongkan. Ia berhasil lari, lalu diselamatkn polisi.  

Membaca buku biografi Arief seakan membaca perjalanan pebisnis sukses yang tak mudah. Perjalanan seorang  yang berhasil karena kegigihan, keberanian, dan kebaikan-kebaikan. Penghormatan terhadap orang tua yang melahirkan dan mendidiknya, komitmen kepada keluarga, dan kesalehan sosial yang dibangunnya sejak Arief kecil, muda, dan dewasa.

Buku ini terasa istimewa. Sebab, ditulis setelah ia tiada. Kebaikannya terhadap keluarga menjadikan perjalanan sejarahnya bisa diceritakan dengan hidup hanya bersumber dari cerita adik-adiknya, istrinya, dan anak-anaknya. Artinya, Arief mampu mentransfer perjalanan hidupnya kepada keluarganya dengan sangat baik.

Kategori :