SEOUL, HARIAN DISWAY – Cuaca ekstrem sedang menerjang berbagai belahan dunia. Dan Korea Selatan bukan pengecualian. Negara tersebut sedang menghadapi gelombang panas yang tidak hanya ekstrem, tetapi juga berdampak fatal bagi warganya. Pada beberapa wilayah, suhu mencapai 47 derajat Celcius. Itu suhu harian tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Gelombang panas yang sedang melanda Eropa Selatan dan Afrika Utara memang memberikan pengaruh buruk pada Korea Selatan. Dampak El Nino turut memperburuk cuaca ekstrem. Suhu meningkat drastis, lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pada Juli 2023, ada sepuluh negara di sekitar Laut Mediterania mengalami kebakaran hutan karena suhu panas yang melampaui batas. Aljazair, Kroasia, Yunani, Italia, Portugal, dan Spanyol terdampak parah. Ribuan hektare tanah terbakar. Kebakaran itu menyebabkan evakuasi besar-besaran dan menyebabkan korban jiwa.
Kini, Korea Selatan juga tengah berjuang menghadapi cuaca panas yang ekstrem. Pemerintah Negeri Ginseng itu telah mengeluarkan peringatan gelombang panas dengan level tertinggi untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Beberapa bagian negara menghadapi suhu di atas 38 derajat Celcius. Itu juga rekor tertinggi sejak 2019.
Peringatan gelombang panas dikeluarkan ketika suhu mencapai ambang 35 derajat celsius atau lebih tinggi. Dan itu harus terjadi setidaknya di 40 persen di satu wilayah selama tiga hari atau lebih. Juga dikeluarkan ketika suhu mencapai 38 derajat celsius atau lebih tinggi selama tiga hari atau lebih di 10 persen wilayah negara tersebut.
Saat ini, peringatan gelombang panas berlaku untuk tujuh wilayah di Korea Selatan. Termasuk di Icheon dan Yeoju di Provinsi Gyeonggi serta Chuncheon di Provinsi Gangwon.
Bocah Seoul bermain di tengah pancuran untuk mengurangi sengatan panas, 28 Juli 2023.-JUNG YEON-JE-AFP-
Dampak gelombang panas itu sangat mengkhawatirkan. Hingga Senin, 1 Agustus 2023, dilaporkan ada 23 orang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan panas sejak 20 Mei 2013. Jumlah kematian itu lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) juga mencatat 1.117 pasien dengan penyakit terkait panas. Itu juga lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mendesak para pejabat mengambil langkah-langkah pencegahan. Agar korban tidak bertambah. Terutama mereka yang bekerja di luar ruangan, lanjut usia, dan yang tinggal di rumah tanpa sistem pendingin udara yang memadai.
Menteri Ketenagakerjaan dan Buruh Lee Jung-sik juga meminta perusahaan untuk melindungi pekerja yang terpapar suhu tinggi, terutama dalam lokasi konstruksi skala kecil.
Meningkatnya frekuensi dan intensitas fenomena cuaca buruk, termasuk gelombang panas, dianggap sebagai tanda perubahan iklim global akibat aktivitas manusia. Para pakar iklim memperingatkan bahwa gelombang panas itu akan berlangsung hingga bulan Agustus di berbagai belahan dunia.
Korea Utara pun begitu. Pemerintah setempat memperkirakan suhu harian mencapai 35 hingga 37 derajat celsius pada pekan-pekan awal Agustus 2023. (Nela Erdianti)